Membuat Kacamata Memanfaatkan Klaim BPJS Kesehatan
Assalamualaikum~
Gimana kabarnya? Sehat semua? Syukur Alhamdulillah kalau sehat semua. Entah memang lagi musim sakit atau gimana, banyak orang terdekat saya yang sakit. Untungnya mereka sudah memiliki kartu BPJS jadi tidak bingung lagi masalah biaya berobat. Ketika sakit begini, baru terasa lho pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Saya nggak kerja di BPJS lho ya, saya cuma pegawai biasa yang merasakan manfaat dari BPJS :D
Saya lupa siapa yang ngasih tahu saya kalau mau mengganti kacamata bisa memanfaatkan BPJS. Mata saya langsung berbinar-binar kayak yang di filem-filem kartun itu. Buat manusia bermata empat seperti saya, ini merupakan kabar gembira. Langsung saya cari-cari informasi melalui blog-blog lain. Setelah saya baca-baca syaratnya juga nggak susah. Nggak ada apa-apanya lah ya dibandingin syarat ngurus Visa Korea :D. Berikut saya jabarkan langkah - langkah membuat kacamata memanfaatkan jasa BPJS Kesehatan. Warning : ini hanya untuk kalian yang "mau repot" dan "punya waktu".
1. Meminta Surat Rujukan Faskes I ()
Saya asumsikan kalian sudah punya kartu BPJS ya. Jadi saya nggak akan menjelaskan proses pendaftaran BPJS. Langkah pertama saya mengunjungi Faskes I yang saya tunjuk saat mendaftar BPJS yaitu Klinik Elisa. Pertimbangannya nggak ada sih, karena dekat rumah aja :D. Faskes I adalah Klinik/Puskesmas yang tercantum di kartu BPJS.
Saya sengaja minta rujukan pas hari libur kerja yaitu hari sabtu. Alasannya untuk meminimalkan ijin kerja. Karena saya tahu ketika ke dokter spesialis mata nanti saya mau nggak mau harus ijin kerja. Untungnya klinik ini buka juga pas hari sabtu.
Saya berangkat ke Klinik Elisa sekitar jam 10an. Seharusnya kalau nggak mau antri terlalu panjang mesti berangkat lebih pagi. Berhubung saya waktu itu lagi males keluar pagi-pagi, jadi saya siang baru berangkat. Saya langsung ke loket pendaftaran. Bilang saja ke petugasnya mau minta surat rujukan untuk ganti kacamata. Petugasnya udah ngerti kok. Saya diminta menuliskan nama dan menyerahkan fotokopi kartu bpjs. Berhubung saya belum pernah berobat ke sana karena sakit yang agak parah (which is Alhamdulillah) saya diminta melampirkan fotokopi KTP.
Setelah itu saya duduk dan menunggu di panggilsambil minum capcin. Nggak lama kemudian nama saya dipanggil untuk menemui dokter di poli umum. Ditanya sakit apa, kemudian saya jelaskan kalau saya mau minta surat rujukan untuk ganti kacamata. Mas Dokternya menuliskan resep sambil nanya minus saya berapa dan kapan terakhir periksa mata. Sayapun disuruh tandatangan dan diminta kembali menunggu.
Nggak lama kemudian saya kembali dipanggil dan dikasih selembar kertas yang berupa surat rujukan. Saya kira rujukan itu bisa saya pakai ke rumah sakit yang saya inginkan. Ternyata secara otomatis sama mbaknya di rujuk ke RS Lavalette yang terletak di samping SMP almamater saya yaitu SMPN 5 Malang #nggakadayangnanya
2. Meminta Surat Rujukan Balik dari Dokter Spesialis Mata
Hari Senin minggu depannya saya ijin datang siang dan berangkat ke RS Lavalette. Celingukan gak jelas. Soalnya ini pertama kalinya ke sini. Pernah ding sekali ke sini tapi udah lama banget. Itupun besuk temen bukan berobat. Saya nanya ke tukang parkir yang berada nggak jauh dari saya dimana letak poli mata. Sayapun diarahkan ke lobi dulu terus disuruh nanya petunjuk selanjutnya ke satpam di dalam. Hihihi.. Oke deh pak.
Saya masuk ke lobi yang ternyata udah banyak orang yang mengantri. Saya segera ke satpam dan menunjukkan surat rujukan saya. Saya diminta fotokopi kartu BPJS dan KTP 5 kali sambil diberikan no. antrian. Alhamdulillah... tempat fotokopinya lumayan jauh dipojok banget. Itung-itung sama olahraga. Sebaiknya kalian siapkan fotokopi dari rumah ya biar gak mondar-mandir dan tentunya hemat tenaga dan waktu.
Setelah fotokopi, saya kembali ke lobi. Nomor antrian saya kurang 3 antrian lagi. Untung tadi udah ambil nomor antrian sebelum fotokopi. Jadi nunggunya nggak lama-lama banget.
Akhirnya nomor antrian saya dipanggil. Saya segera menyerahkan surat rujukan beserta fotokopi KTP dan kartu BPJS masing-masing 1. Selain itu saya juga diminta menunjukkan kartu BPJS asli saya. Jadi jangan lupa dibawa juga ya aslinya... Saya diminta ttd beberapa kali kemudian diberikan berlembar-lembar kertas yang udah dijepit jadi 1 sama mbaknya.
Saya kemudian diminta membawa kertas-kertas tadi ke poli mata. Nanti hasil pemeriksaan mata ditunjukkan kembali ke mbaknya. Kalau ada resepnya, diminta langsung di tebus di apotik. Oh iya satu lagi, kartu BPJSnya disimpen dulu sama mbaknya. Nanti kalau sudah selesai periksa bisa diambil lagi.
Berangkatlah saya ke poli mata. Ternyata sudah banyak yang mengantri di sana. Di antara poli-poli yang ada, poli mata yang paling ramai. Rata-rata pasien yang ke poli mata itu konsul pasca operasi mata. Sayapun duduk di tempat yang disediakan karena poli mata baru buka jam 9.
Jam 9.30-an, dokter spesialis mata akhirnya datang. Kami mulai dipanggil satu persatu. Untuk yang baru pertama kali mengunjungi poli mata, diminta menyebutkan umur dan alamat sebagai informasi tambahan.
Tiba giliran saya dipanggil. Sayapun langsung masuk menemui bu dokter. Sayapun diminta duduk di depan alat periksa mata. Sebelum diperiksa, bolehlah ya matanya dibersihkan dikit kali aja ada kotoran mata yang nyempil. wkwkwkw. Saat pemeriksaan mata ini, kita diminta untuk menahan tidak berkedip selama beberapa saat.
Setelah selesai diperiksa dengan alat, saya dipandu dengan seorang petugas untuk periksa mata secara manual. Pertama duduk di kursi dan lepas kacamata, saya sempat panik karena saya tidak bisa melihat tulisan yang ada di depan sama sekali. SAMA SEKALI. Saya udah teriak-teriak aja dalam hati.... YA ALLAH SAYA KOK BUTA? KENAPA SAYA GAK BISA TULISAN DI DEPAN SAYA SAMA SEKALI?
Dan tiba-tiba klik... Tulisan di depan saya muncul meskipun terlihat kabur (karena saya nggak pakai kacamata). Ternyata tulisan angka dan huruf buat ngetes mata itu baru akan muncul saat dinyalakan. Pantes aja tadi kok nggak keliatan apa-apa. Kirain itu kertas biasa seperti yang ada di optik-optik itu. Lega rasanya, saya kira saya buta >.< . Untung tadi saya cuma jejeritan dalam hati. Coba teriak beneran, bisa-bisa saya diseret dari poli mata ke poli kejiwaan wkwkwkw.
Saya menjalani tes seperti biasanya. Gonta-ganti lensa sampai menemukan lensa yang bisa memperjelas penglihatan saya. Ketika ganti ke mata kiri, petugasnya langsung memberikan lensa yang sama dengan mata kanan saya. Tapi penglihatan mata kiri saya masih kurang jelas. Setelah diganti dengan lensa yang minusnya lebih tinggi dari yang kanan baru terasa jelas. Dalam hati saya mikir, Wah beda ini minus mata kiri dan kanan saya. Padahal selama 12 tahun saya pakai kacamata, lensa kanan dan kiri saya selalu sama.
Saya kembali duduk di meja di depan bu dokter. Saya agak melotot ketika lihat minus saya yang baru. Dalam setahun minus saya naik 0.50 dan 0.75.
"Dok naiknya kok banyak ya? ".
" Ndak apa-apa... ".
Hiks...
Sayapun kembali ke lobi untuk menyerahkan hasil pemeriksaan dan mengambil kartu BPJS saya. Nggak perlu mengambil nomor antrian lagi. Ketika loket dimana petugas yang melayani saya tadi kosong, saya langsung menyerahkan hasil pemeriksaan. Saya dikasih tahu mbaknya untuk membawa berkas-berkas tadi ke kantor BPJS Kesehatan. Di sana nanti saya bisa memperoleh informasi optik mana saja yang melayani pembuatan kacamata dengan BPJS.
Saya sempat mikir apa kapan-kapan saja ke kantor BPJSnya. Mengingat sekarang udah cukup siang. Saya nggak enak ijin lama-lama. Tapi kalau dipikir-pikir lagi mending sekalian saya urus sekarang sampai tuntas, daripada nantinya ijin lagi. Lagipula kantor jarak kantor BPJS dan RS Lavalette deket banget kok. Akhirnya saya berangkat ke kantor BPJS.
3. Meminta Surat Legalisasi Pelayanan di Kantor BPJS
Untuk yang belum tahu, kantor BPJS Malang alamatnya di Jalan Tumenggung Suryo no. 44. Sampai di kantor BPJS agak keder juga. Soalnya ruame banget udah kayak pasar. Aduh alamat bisa lama ini ngurusnya. Ya udah mau gimana lagi. Tanggung juga soalnya udah sampai sini.
Saya menemui petugas yang ada di depan pintu masuk. Ditanyakan keperluan saya apa. Kemudian petugasnya membantu saya mengambilkan no antrian untuk klaim. Sejauh ini pengalaman saya mengurus untuk klaim BPJS lancar ya. Petugasnya dari Klinik Elisa, RS Lavalette (loket dan Poli Mata) semuanya baik-baik dan kooperatif. Saya kira mentang-mentang saya pakai BPJS bakal dipandang sebelah mata, dipersulit atau bahkan diremehkan. Nyatanya enggak kok. Kecuali satpam kantor BPJS -_-
Sumpah ini orang nyebelin banget. Setelah mendapat nomor antrian, saya mau masuk ke dalam eh dicegat sama satpamnya.
" Di dalam penuh, buk. Sudah banyak yang berdiri. Tunggu di luar dulu, gantian ".
Yang bikin saya sebel, pertama dia panggil saya buk. Emang saya ibukmu apa? Oke meskipun saya masih single dan belum beranak-pinak, saya akui memang bodi saya kayak ibu-ibu #ngomongapasih. Tapi yang bikin saya sebel dia ngomongnya bentak-bentak. Saya diem aja nggak jawab sambil pasrah berdiri di depan pintu kaca.
Yang kedua, udah banyak orang yang keluar dari dalam tapi kok saya tetep nggak disuruh masuk. Sampai ada orang yang baru aja dateng dan bisa masuk tanpa dicegat satpam. Oalah pak, mbok ya saya dibilangi kalau sudah boleh masuk. Itu nggak, satpamya diem aja tetep petentang-petenteng kayak dia yang punya kantor BPJS. Sayapun akhirnya nyelonong masuk.
Ketiga, habis masuk saya berdiri di depan pintu sambil nyari-nyari kursi kosong. Tiba-tiba satpam tadi tuh dorong-dorong saya dari pintu, dia bilang jangan berdiri di deket pintu. Sabar napah? Sayakan masih nyari tempat yang kosong. Sumpah nih orang bikin Bete. Nggak lama kemudian nomor antrian saya dipanggil. Petugas BPJSnya menyambut saya dengan senyuman ramah. Beda banget sama satpam nyebelin tadi.
Saya kembali diminta menyerahkan fotokopi ktp dan kartu bpjs. Nggak lama kemudian saya diberikan selembar kertas legalisasi dari BPJS. Saya juga dikasih tahu di optik mana saja saya bisa mengklaim pembuatan kacamatanya. Optik yang ditunjuk adalah Optik Internasional, Vista, Indo dan Focus berlaku di semua cabang. Jumlah yang ditanggung BPJS untuk kelas I = 300.000, Kelas II = 200.000, Kelas III kalau tidak salah 150.000.
Setelah mengucapkan terima kasih tentunya, saya pun pamit ke petugasnya yang udah cantik ramah lagi. Begitu ngelihat wajah satpam tadi, saya jadi bete lagi. Ngelihat orangnya aja udah bikin nggak mood. Ketika saya mau keluar, dibukakan pintunya sama satpam itu. Bukannya bilang terima kasih, malah saya pelototin tuh satpam. If a look could kill, sampean udah masuk koran di kolom berita duka #lebaaaaay
4. Mengunjungi Optik yang ditunjuk
Masih di hari yang sama, pulang kerja saya langsung ke optik supaya kacamata baru ini cepat jadi. Mengingat kacamata saya yang lama ini udah nggak layak pakai. Saya memilih ke optik internasional yang berada di dekat Trend. Selain optik internasional, di area situ juga ada optik vista.
Begitu masuk optik internasional, saya langsung menemui mbak-mbak petugasnya. Saya menyerahkan surat legalisasi pelayanan dari BPJS. Karena saya sudah punya frame hasil hibah dari kakak saya, saya minta ganti lensa aja. Harga lensa yang biasa 200.000 sedangkan lensa yang paling bagus dengan anti-radiasi harganya 360.000. Akhirnya saya pilih yang 200.000 aja, biar nggak perlu nambah duit lagi alias gratis tis tis. Hahahaha.
Sekian tulisan saya, semoga bermanfaat. Terima kasih BPJS :)
Gimana kabarnya? Sehat semua? Syukur Alhamdulillah kalau sehat semua. Entah memang lagi musim sakit atau gimana, banyak orang terdekat saya yang sakit. Untungnya mereka sudah memiliki kartu BPJS jadi tidak bingung lagi masalah biaya berobat. Ketika sakit begini, baru terasa lho pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Saya nggak kerja di BPJS lho ya, saya cuma pegawai biasa yang merasakan manfaat dari BPJS :D
Saya lupa siapa yang ngasih tahu saya kalau mau mengganti kacamata bisa memanfaatkan BPJS. Mata saya langsung berbinar-binar kayak yang di filem-filem kartun itu. Buat manusia bermata empat seperti saya, ini merupakan kabar gembira. Langsung saya cari-cari informasi melalui blog-blog lain. Setelah saya baca-baca syaratnya juga nggak susah. Nggak ada apa-apanya lah ya dibandingin syarat ngurus Visa Korea :D. Berikut saya jabarkan langkah - langkah membuat kacamata memanfaatkan jasa BPJS Kesehatan. Warning : ini hanya untuk kalian yang "mau repot" dan "punya waktu".
1. Meminta Surat Rujukan Faskes I ()
Saya asumsikan kalian sudah punya kartu BPJS ya. Jadi saya nggak akan menjelaskan proses pendaftaran BPJS. Langkah pertama saya mengunjungi Faskes I yang saya tunjuk saat mendaftar BPJS yaitu Klinik Elisa. Pertimbangannya nggak ada sih, karena dekat rumah aja :D. Faskes I adalah Klinik/Puskesmas yang tercantum di kartu BPJS.
Saya sengaja minta rujukan pas hari libur kerja yaitu hari sabtu. Alasannya untuk meminimalkan ijin kerja. Karena saya tahu ketika ke dokter spesialis mata nanti saya mau nggak mau harus ijin kerja. Untungnya klinik ini buka juga pas hari sabtu.
Saya berangkat ke Klinik Elisa sekitar jam 10an. Seharusnya kalau nggak mau antri terlalu panjang mesti berangkat lebih pagi. Berhubung saya waktu itu lagi males keluar pagi-pagi, jadi saya siang baru berangkat. Saya langsung ke loket pendaftaran. Bilang saja ke petugasnya mau minta surat rujukan untuk ganti kacamata. Petugasnya udah ngerti kok. Saya diminta menuliskan nama dan menyerahkan fotokopi kartu bpjs. Berhubung saya belum pernah berobat ke sana karena sakit yang agak parah (which is Alhamdulillah) saya diminta melampirkan fotokopi KTP.
Setelah itu saya duduk dan menunggu di panggil
Nggak lama kemudian saya kembali dipanggil dan dikasih selembar kertas yang berupa surat rujukan. Saya kira rujukan itu bisa saya pakai ke rumah sakit yang saya inginkan. Ternyata secara otomatis sama mbaknya di rujuk ke RS Lavalette yang terletak di samping SMP almamater saya yaitu SMPN 5 Malang #nggakadayangnanya
Rujukan dari Faskes I |
2. Meminta Surat Rujukan Balik dari Dokter Spesialis Mata
Hari Senin minggu depannya saya ijin datang siang dan berangkat ke RS Lavalette. Celingukan gak jelas. Soalnya ini pertama kalinya ke sini. Pernah ding sekali ke sini tapi udah lama banget. Itupun besuk temen bukan berobat. Saya nanya ke tukang parkir yang berada nggak jauh dari saya dimana letak poli mata. Sayapun diarahkan ke lobi dulu terus disuruh nanya petunjuk selanjutnya ke satpam di dalam. Hihihi.. Oke deh pak.
Saya masuk ke lobi yang ternyata udah banyak orang yang mengantri. Saya segera ke satpam dan menunjukkan surat rujukan saya. Saya diminta fotokopi kartu BPJS dan KTP 5 kali sambil diberikan no. antrian. Alhamdulillah... tempat fotokopinya lumayan jauh dipojok banget. Itung-itung sama olahraga. Sebaiknya kalian siapkan fotokopi dari rumah ya biar gak mondar-mandir dan tentunya hemat tenaga dan waktu.
Setelah fotokopi, saya kembali ke lobi. Nomor antrian saya kurang 3 antrian lagi. Untung tadi udah ambil nomor antrian sebelum fotokopi. Jadi nunggunya nggak lama-lama banget.
Nomor cantik |
Saya kemudian diminta membawa kertas-kertas tadi ke poli mata. Nanti hasil pemeriksaan mata ditunjukkan kembali ke mbaknya. Kalau ada resepnya, diminta langsung di tebus di apotik. Oh iya satu lagi, kartu BPJSnya disimpen dulu sama mbaknya. Nanti kalau sudah selesai periksa bisa diambil lagi.
Berangkatlah saya ke poli mata. Ternyata sudah banyak yang mengantri di sana. Di antara poli-poli yang ada, poli mata yang paling ramai. Rata-rata pasien yang ke poli mata itu konsul pasca operasi mata. Sayapun duduk di tempat yang disediakan karena poli mata baru buka jam 9.
Jam 9.30-an, dokter spesialis mata akhirnya datang. Kami mulai dipanggil satu persatu. Untuk yang baru pertama kali mengunjungi poli mata, diminta menyebutkan umur dan alamat sebagai informasi tambahan.
Tiba giliran saya dipanggil. Sayapun langsung masuk menemui bu dokter. Sayapun diminta duduk di depan alat periksa mata. Sebelum diperiksa, bolehlah ya matanya dibersihkan dikit kali aja ada kotoran mata yang nyempil. wkwkwkw. Saat pemeriksaan mata ini, kita diminta untuk menahan tidak berkedip selama beberapa saat.
Alatnya kurang lebih seperti ini. Image credit to : https://cicifera.wordpress.com/ |
Dan tiba-tiba klik... Tulisan di depan saya muncul meskipun terlihat kabur (karena saya nggak pakai kacamata). Ternyata tulisan angka dan huruf buat ngetes mata itu baru akan muncul saat dinyalakan. Pantes aja tadi kok nggak keliatan apa-apa. Kirain itu kertas biasa seperti yang ada di optik-optik itu. Lega rasanya, saya kira saya buta >.< . Untung tadi saya cuma jejeritan dalam hati. Coba teriak beneran, bisa-bisa saya diseret dari poli mata ke poli kejiwaan wkwkwkw.
Saya menjalani tes seperti biasanya. Gonta-ganti lensa sampai menemukan lensa yang bisa memperjelas penglihatan saya. Ketika ganti ke mata kiri, petugasnya langsung memberikan lensa yang sama dengan mata kanan saya. Tapi penglihatan mata kiri saya masih kurang jelas. Setelah diganti dengan lensa yang minusnya lebih tinggi dari yang kanan baru terasa jelas. Dalam hati saya mikir, Wah beda ini minus mata kiri dan kanan saya. Padahal selama 12 tahun saya pakai kacamata, lensa kanan dan kiri saya selalu sama.
Saya kembali duduk di meja di depan bu dokter. Saya agak melotot ketika lihat minus saya yang baru. Dalam setahun minus saya naik 0.50 dan 0.75.
"Dok naiknya kok banyak ya? ".
" Ndak apa-apa... ".
Hiks...
Naik lumayan banyak huhuhuhuhu TT_TT |
Saya sempat mikir apa kapan-kapan saja ke kantor BPJSnya. Mengingat sekarang udah cukup siang. Saya nggak enak ijin lama-lama. Tapi kalau dipikir-pikir lagi mending sekalian saya urus sekarang sampai tuntas, daripada nantinya ijin lagi. Lagipula kantor jarak kantor BPJS dan RS Lavalette deket banget kok. Akhirnya saya berangkat ke kantor BPJS.
3. Meminta Surat Legalisasi Pelayanan di Kantor BPJS
Untuk yang belum tahu, kantor BPJS Malang alamatnya di Jalan Tumenggung Suryo no. 44. Sampai di kantor BPJS agak keder juga. Soalnya ruame banget udah kayak pasar. Aduh alamat bisa lama ini ngurusnya. Ya udah mau gimana lagi. Tanggung juga soalnya udah sampai sini.
Saya menemui petugas yang ada di depan pintu masuk. Ditanyakan keperluan saya apa. Kemudian petugasnya membantu saya mengambilkan no antrian untuk klaim. Sejauh ini pengalaman saya mengurus untuk klaim BPJS lancar ya. Petugasnya dari Klinik Elisa, RS Lavalette (loket dan Poli Mata) semuanya baik-baik dan kooperatif. Saya kira mentang-mentang saya pakai BPJS bakal dipandang sebelah mata, dipersulit atau bahkan diremehkan. Nyatanya enggak kok. Kecuali satpam kantor BPJS -_-
Sumpah ini orang nyebelin banget. Setelah mendapat nomor antrian, saya mau masuk ke dalam eh dicegat sama satpamnya.
" Di dalam penuh, buk. Sudah banyak yang berdiri. Tunggu di luar dulu, gantian ".
Yang bikin saya sebel, pertama dia panggil saya buk. Emang saya ibukmu apa? Oke meskipun saya masih single dan belum beranak-pinak, saya akui memang bodi saya kayak ibu-ibu #ngomongapasih. Tapi yang bikin saya sebel dia ngomongnya bentak-bentak. Saya diem aja nggak jawab sambil pasrah berdiri di depan pintu kaca.
Yang kedua, udah banyak orang yang keluar dari dalam tapi kok saya tetep nggak disuruh masuk. Sampai ada orang yang baru aja dateng dan bisa masuk tanpa dicegat satpam. Oalah pak, mbok ya saya dibilangi kalau sudah boleh masuk. Itu nggak, satpamya diem aja tetep petentang-petenteng kayak dia yang punya kantor BPJS. Sayapun akhirnya nyelonong masuk.
Ketiga, habis masuk saya berdiri di depan pintu sambil nyari-nyari kursi kosong. Tiba-tiba satpam tadi tuh dorong-dorong saya dari pintu, dia bilang jangan berdiri di deket pintu. Sabar napah? Sayakan masih nyari tempat yang kosong. Sumpah nih orang bikin Bete. Nggak lama kemudian nomor antrian saya dipanggil. Petugas BPJSnya menyambut saya dengan senyuman ramah. Beda banget sama satpam nyebelin tadi.
Saya kembali diminta menyerahkan fotokopi ktp dan kartu bpjs. Nggak lama kemudian saya diberikan selembar kertas legalisasi dari BPJS. Saya juga dikasih tahu di optik mana saja saya bisa mengklaim pembuatan kacamatanya. Optik yang ditunjuk adalah Optik Internasional, Vista, Indo dan Focus berlaku di semua cabang. Jumlah yang ditanggung BPJS untuk kelas I = 300.000, Kelas II = 200.000, Kelas III kalau tidak salah 150.000.
Surat legalisasi dari BPJS |
4. Mengunjungi Optik yang ditunjuk
Masih di hari yang sama, pulang kerja saya langsung ke optik supaya kacamata baru ini cepat jadi. Mengingat kacamata saya yang lama ini udah nggak layak pakai. Saya memilih ke optik internasional yang berada di dekat Trend. Selain optik internasional, di area situ juga ada optik vista.
Begitu masuk optik internasional, saya langsung menemui mbak-mbak petugasnya. Saya menyerahkan surat legalisasi pelayanan dari BPJS. Karena saya sudah punya frame hasil hibah dari kakak saya, saya minta ganti lensa aja. Harga lensa yang biasa 200.000 sedangkan lensa yang paling bagus dengan anti-radiasi harganya 360.000. Akhirnya saya pilih yang 200.000 aja, biar nggak perlu nambah duit lagi alias gratis tis tis. Hahahaha.
Kacamata baru euy... |
Komentar
Posting Komentar