Hari Ke-10 di Korea : Stasiun Busan - China Town - Gwanggali Beach (Tamat)


Assalamualaikum~

Hari terakhir di Korea. Saya sama temen saya girang banget karena besok... kita pulang!!!! 10 hari di Korea saya bener-bener kangen banget sama rumah. Kangen keluarga, kangen makanan berbumbu kuat semacam Nasi padang. Bakso Malang yang endes~ ~

Karena sudah banyak tempat wisata yang kami kunjungi jadi hari ini kami akan santai-santai aja. Jam 10an lebih kami baru keluar dari hostel. Dan tujuan pertama kami hari ini adalah Stasiun Busan. Baru juga di stasiun, kami nemu Daiso. Akhirnya kita masuk buat lihat-lihat. Ehhh.... malah belanja. Di sini banyak pernak-pernik lucu dan aneka peralatan untuk bikin bento. Kita terpaksa balik lagi ke hostel buat naruh belanjaan baru naik subway menuju stasiun Busan.
Ini Hwang Jinyi sama Janggeum >.<
Yang suka nonton reality show Korea pasti familiar sama mainan ini
 Stasiun Busan
Petunjuk Arah : Naik subway turun di stasiun Busan

Kenapa ke Stasiun Busan? Ada apanya? Nggak ada apa-apanya sih. Daripada diem di Hostel kita iseng aja turun di stasiun Busan. Kami setuju hari ini untuk nggak capek-capek jadi sengaja menghindari objek wisata yang jauh. Selain itu kita juga penasaran seperti apa sih penampakan stasiun Busan. Waktu pulang, saya crita ke si Om kalau kita ke stasiun Busan dan dia cuma nanya dengan wajah heran WHY? >.<
Stasiun Busan
Mejeng pas ada air mancur
Musisi Jalanan di di Stasiun Busan
Kami tadi sempet belanja camilan dan minuman di mini market di bawah. Jadi ceritanya kita mau piknik gitu di stasiun Busan. Wkwkwkw. Kami duduk tidak jauh dari musisi jalanan yang tampak di pojok kanan foto di atas. Mereka sepertinya menyanyikan lagu gereja, kurang tau juga sih. Kita sempat dihampiri pengemis juga. Bingung mau ngasih uang berapa soalnya baru ini saya dihampiri pengemis. Akhirnya saya kasih 1000 won. Saya cuma dilihatin sama orangnya, tapi diambil juga uangnya. Jangan dilihat nominalnya berapa yang penting ikhlaaaas >.<

Kami asik ngemil, makan mi diiringi lagu dari musisi jalanan. Itu sumpah cewek yang masih ABG itu suaranya kenceng banget padahal dia nggak pake mic. Pandangan kita tertuju pada bangunan di seberang jalan stasiun Busan. Warnanya yang merah mencolok cukup menarik perhatian kita. Ternyata itu adalah China Town. Kita memutuskan untuk ke sana.
China Town, Objek Wisata yang Tidak Direncanakan
Bonus foto oppa kece, yang pakai kemeja biru lho ya
Tampilan Pintu Masuk China Town; Credit : https://bethinkorea.files.wordpress.com
Penampakan di dalam China Town. Credit: https://media-cdn.tripadvisor.com
Di dalam China Town, saya sama sekali nggak ambil foto dan saya juga heran kenapa. Nggak kepikiran aja. Di sana temen saya sempet cari oleh-oleh pajangan berbentuk landmark Korea. Saya nyari gantungan kunci nggak nemu. Nyesel kemarin di Insadong kenapa nggak beli.

Ada yang menarik di dalam China Town ini. Ternyata di sini ada banyak restoran manca negara tak terkecuali dari negara-negara di timur tengah yang pastinya Halal! Pilihan kamipun jatuh ke restoran Uzbekistan. Penasaran seperti apa sih masakan Uzbek, kayaknya nggak pernah denger juga. Hehehe...
Sebelum makan foto dulu sama pakaian orang Uzbekistan
Seperti ketika di Itaewon, saya seneng banget waktu mengunjungi restoran ini? Kenapa? Karena banyak ketemu saudara-saudara muslim, dengar mereka saling sapa 'Assalamualaikum' rasanya ati adem banget. Pengunjung restoran ini memang di dominasi orang-orang timur tengah, tapi ternyata ada juga orang Korea yang datang ke sini dan dua 2 orang Indonesia ini. Mungkin sama-sama penasarannya seperti kita. 

Oh iya di atas meja sudah disediakan camilan roti kering yang nampak di sebelah kiri saya. Saya penasaran nyicipin ternyata rotinya keras bin hambar. Tak lama kemudian, pelayannya datang menyajikan semacam salad dari timun, kubis dan wortel beserta sambal semacam sambal bangkok botolan itu.
Pesanan Saya
Taraaa... itu pesanan saya. Judulnya meatball apa gitu lupa. Saking kangennya sama bakso jadi pesen menu ini. Itu ukuran baksonya lumayan besar tapi ada campuran nasinya gitu. Kelihatan kan yang bintik-bintik putih diantara daging itu adalah nasi.
Pesanan temen saya, semacam patty burger dan kentang
Tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Gwanggali. Pantai ini direkomendasikan untuk dikunjungi di malam hari karena lampu jembatan Gwangan kelihatan bagus-bagusnya pas gelap. Karena sekarang masih siang, akhirnya kita putuskan untuk pulang istirahat dulu. Entah kenapa habis makan daging ini kita ngantuk banget. Sampai-sampai kita berdua ketiduran di subway, untung nggak kebablasan.

Oh iya di dekat hostel kami ini ada toko etude yang harganya muraaaaah banget. Kemarin saya iseng masuk ke toko ini dan ternyata harganya murah-murah banget. Jauh lebih murah daripada di Myeongdong. Masker Etude di sini bahkan ada yang diskon 50% dari harga normal yang biasanya 8.000 - 10.000 won per 10 biji, ini cuma 5000 won. Luar biasa bukan? lebay. Saya beli eyeliner, lip tint, masker dan masker mata untuk menghilangkan kantong mata. Saya dimintai kartu kredit. Saya nggak ngerti buat apa, lagian saya juga nggak punya.
 
Pantai Gwanggali
Petunjuk Arah : Naik Subway turun di stasiun Gwangan

Setelah istirahat cukup kita keluar lagi untuk mengunjungi Pantai Gwanggali. Dari kemarin temen saya penasaran sama deli manjoo. Akhirnya dia beli juga. Wkwkwkw... Rasanya kayak kue ayam yang kita beli sepulang dari Everland cuman beda bentuk aja.

Sampai di Pantai Gwanggali
Kita sengaja datang ke sini waktu belum gelap biar merasakan suasana berbeda di pantai ini, saat masih terang dan ketika sudah gelap.Oh iya saat itu di sana ada musisi jalanan yang perform, sayang kemarin gak kefoto.
Langit mulai gelap
Ada yang kemah juga lho
Diamond Bridge
Foto berlatarkan Diamond Bridge ketika langit belum begitu gelap
Foto berlatarkan Diamond Bridge ketika langit gelap
Bisa dilihat perbedaan kedua foto di atas ya. Ketika langit belum gelap, Diamond Bridge tampak seperti jembatan biasa. Tidak ada yang istimewa. Tapi setelah langit gelap dan lampu-lampu mulai dinyalakan... baru kelihatan bagusnya. Aslinya lebih bagus dari yang saya foto, kamera saya aja yang jelek *nyengir*.

Di sana kita cuma duduk-duduk di atas pasir. Nggak lupa copot sepatu biar bisa merasakan sensasi pasir di pantai Gwanggan dengan kaki telanjang sumpah ini lebay banget. Kita ngobrol-ngobrol tentang apa yang kita lakukan selama 10 hari di Korea. Serunya nyasar nyari yang namanya Bukchon, nggembel di pinggir sungai Han demi nunggu pertunjukkan air mancur di Banpo Bridge, dikejar om-om mabuk di Stasiun Cheongpyeong sampai berantem pas jalan menuju N Seoul Tower. 

Suasananya enak banget, didukung suara piano dari musisi jalanan yang seolah jadi soundtrack kita malam itu. Malam itu saya merasa terharu dan senang sekali bisa mewujudkan cita-cita saya ke Korea ditemani sahabat saya dari bayi ini. Saya ingat, di pesawat pulang menuju Indonesia kita berdua berpelukan

Akhirnya setelah 1 tahun 3 bulan saya bisa menyelesaikan tulisan pengalaman saya ke Korea 7-18 Mei 2015 kemarin. Semoga bisa membantu teman-teman yang berencana untuk ke Korea. Insya Allah.... Saya ingin kembali ke sana lagi ~

Kesampaian juga beli cumi goreng ini
Perbandingan ukuran cumi dan muka temen saya

Komentar

Postingan Populer