Hari Ke-4 : Garden of Morning Calm - Petite France - Nami Island

Assalamu'alaikum~

Nggak kerasa udah 4 hari di Korea. Seperti biasa pagi ini sarapan mie gelas + energen. Wkwkwkw...Jam 8 kita sudah berangkat karena kita tau tujuan kita hari ini jauuuuh banget. Rencana kita hari ini adalah Garden of Morning Calm - Petite France - Nami Island. Ketiga tempat wisata itu bisa ditempuh menggunakan shuttle bus. Jadi sistemnya hop on hop off.
Kereta menuju Stasiun Chengpyeong, sudah bukan di bawah tanah lagi

Hop on hop off makanan apa'an ya? Hehehehe.  Jadi cukup beli tiket sekali seharga 5000 won kita bisa naik (hop on) dan turun (hop off) di tempat pemberhentian mana saja tanpa perlu bayar lagi (asal tujuannya sesuai rute bis ini ya). Jadi tiketnya jangan sampai hilang, karena ketika naik bis kita diminta menunjukkan tiket saja. Bisnya sudah ada jadwalnya dan ingat di Korea ini semuanya serba tepat waktu apalagi kalau jadwal kalian untuk hari itu padat karena interval kedatangan bis tiap 1 jam sekali. Jadi kalau ketinggalan, lumayan juga nunggunya.
https://themaone.files.wordpress.com/2014/06/2014-06-01-12-32-17_photo.jpg
Jadwal shuttle bus. credit : https://themaone.files.wordpress.com
Waktu membuat itinerary ke sini saya lumayan pusing bikinnya karena saya ingin mengawali perjalanan dari Morning Calm Arboretum alias Garden of Morning Calm (sebut saja Sumokwon) baru lanjut ke Petite France dan Nami Island (Saya pilih rute yang warna orange/descending order). Nah untuk cari petunjuk ke Sumokwon ini kudu ngublek-ngublek google sampe stress. Kenapa saya ngotot pengen ke Sumokwon duluan? Karena pagi-pagi udah buka (pk. 08.30) sehingga saya punya waktu lebih panjang untuk eksplor Garden of Morning Calm. Rencana saya mau naik shuttle bis ke Petite France yang jam 11. Dan lagi bis terakhir yang berangkat dari Nami Island pk. 18.15. Harus hati-hati ketika merancang itin ke sini dan disiplin waktu.

Garden of Morning Calm (아침고요수목원 = Achimgoyo Sumokwon) aka Sumokwon

Petunjuk Arah : Naik Subway ke stasiun Cheongpyeong. Jalan kaki ke terminal Cheongpyeong dan naik bis ke Sumokwon

Dari stasiun Hongik university (Hongdae) ke Stasiun Cheongpyeong sekitar 1,5 jam. Belum nyasar-nyasarnya waktu transit. Alhasil lumayan kesiangan mengingat jam 11 saya harus sudah selesai eksplor Sumokwon. Saya nggak menemukan petunjuk arah dari Stasiun Cheongpyeong ke terminal Cheongpyeong di google. Di website Visitkorea hanya disebutkan 10 menit dari Stasiun Cheongpyeong. Oke kelihatannya deket, nggak masalah. Nanti di sana tinggal tanya-tanya orang saja.

Sesampainya di stasiun Cheongpyeong, kita langsung jajan di convenient store. Lah.... kok jajan? Soalnya kita masih trauma kelaparan di Banpo Bridge (baca lengkapnya di kisah sedih di Banpo Bridge), jadi sekarang kita komit kalau mau pergi kemana gitu harus bawa camilan + minum biar nggak kelaperan karena kita nggak tahu di tempat tujuan kita ada yang jual makan/minum apa nggak. Begitu keluar dari Stasiun langsung krik-krik gitu. Di sana bener-bener masih pedesaan bila dibandingkan Seoul. Ya iyalaaah...

Kita jalan aja menuju jalan raya. Kebetulan ada anak-anak sekolah lewat langsung aja kita cegat. Saya langsung tanya aja Cheongpyeong terminal odieyo? Ngomong terminalnya jangan dengan aksen Inggris nanti mereka malah nggak ngerti. Katakan saja 터미널 (Teomineol) pelafalannya Tominol. Insya Allah mereka ngerti. Saya sekali ngomong langsung ngerti mereka. Alhamdulillah ada satu dari mereka yang bisa bahasa Inggris dikit-dikit dan bisa ngasih petunjuk arah ke kita. 

Dengan mengikuti petunjuk anak sekolah tadi kita melewati sawah. Hahaha... Sebenarnya ada jalan aspal yang bisa dilewati tapi agak jauh, biar deket kita potong jalan lewat sawah. Temen saya sempet kepleset, untung dia nggak sampe jatuh ke sawahnya. Kan nggak lucu. Setelah melewati sawah, mulai ada papan petunjuk terminal Cheongpyeong. Tapi setelah 3 papan petunjuk kita nggak ketemu papan lagi, entah emang nggak ada atau terlewatkan. Udah mulai panik sedangkan hari sudah semakin siang.

Kemudian kita papasan dengan Ahjusshi dan kita langsung nanya arah ke Terminal Cheongpyeong. Dan inilah awal pengalaman nggak enak kita di Korea TT__TT. Awalnya nggak ada yang aneh dengan Ahjusshi ini. Kita haha-hihi aja jalan sambil ngobrol. Sesekali kita dipegangi waktu mau nyebrang atau dibilang 'pelan-pelan, jangan lari'. Tapi makin lama kok tangannya makin gak sopan dan mulai pegang tangan atau pundak kita. Saya mulai feeling gak enak.

Saya dan teman saya berjalan mendahului Ahjusshi ini. Bisik-bisik pakai bahasa Jawa part 2 pun di mulai.
Saya : Eh pak iki kok suwi-suwi medeni *Eh.. Bapak ini kok lama-lama serem*
Temen : Iyo i.. Abab e rodo gak enak pisan koyok mambu alkohol. Mabuk koyok e pak iki *Iya nih.. Nafasnya juga agak gak enak kayak bau alkohol. Mabuk kayaknya bapak ini*
Saya : Waduh... Mlayu a? *Waduh.. Kabur yuk?*
Temen : Ayo.. Ji.. Ro...LU! *Ayo.. Tu.. Wa.. GA!*

Kitapun langsung lari sekenceng-kencengnya. Saya nyaris jatuh karena lupa kalau lagi pakai rok. Hahaha... Namanya juga panik. Tuh Ahjusshi mulai neriakin kita dalam hati saya mikir saya dosa apa digangguin om-om mabuk TT__TT. Sampailah kita di Terminal Cheongpyeong, kitapun langsung masuk. Dengan bahasa Korea seadanya dan nafas ngos-ngosan saya berusaha nanya bis menuju Sumokwon yang mana. Saya nanya "Garden of Morning Calm" mereka nggak ada yang ngerti. Mana saya dalam keadaan panik, takut orang tadi nyusul ke sini. Akhirnya berasa main tebak-tebakan sama orang 1 terminal.

Saya cuma ingat bahasa Koreanya Garden of Morning Calm depannya adalah Achim (Achimgoyo Sumokwon). Kelanjutannya saya lupa. Jadi saya berusaha menjelaskan Achim mwo mwo mwo (Achim bla bla bla) yang mereka tebak Achim siksa (Sarapan). Saya udah pengen jerit-jerit frustasi karena mereka nggak ngerti juga apa yang saya maksud, sementara temen saya cuma berdiri pasrah di sebelah saya. Kita berdua bisa bahasa Inggris, tapi hanya saya yang bisa bicara dan baca bahasa Korea sedikit-sedikit. Bahasa Inggris bisa dibilang nyaris nggak berguna di Korea.

Tiba-tiba ada cewek ABG yang bilang Morning Calm dan mata saya langsung berbinar-binar. Dia langsung ngasih tahu ibunya dan menunjuk jadwal di tembok. Saya baca memang benar itu Achim blablabla yang saya maksud.
Bis menuju Sumokwon berangkat pk. 09.20 dari terminal Cheongpyeong

Tulisan Achimgoyo Sumokwon itu langsung saya foto buat kalau perlu nanya ke orang. Saya nggak mau main tebak-tebakan kayak tadi bikin stres. Sambil nunggu bis, kita duduk-duduk dulu. Bulu kuduk langsung berdiri semua waktu lihat ke arah pintu masuk terminal. Ahjusshi yang mabuk tadi datang dengan santainya. Saya langsung menghampiri bapak-bapak yang tinggi besar di sebelah saya. Sengaja saya minta perlindungan yang badannya gede besar biar aman. Hahaha...

Dengan bahasa Korea seadanya saya berusaha bilang kalau Ahjusshi itu mengikuti kita dan kita takut. Tapi malah dijawab Gwenchana (tidak apa-apa). Temen saya sampe udah mau nangis ketika Ahjusshi itu mulai narik-narik tangan temen saya. Baru Ahjusshi yang tinggi besar itu bereaksi dan menyuruh Ahjusshi mabuk itu melepas tangan temen saya. Akhirnya waktu menunjukkan pk. 09.20, bis menuju Sumokwon akan segera berangkat.

Sebelum naik ke bis, saya tunjukkan foto tulisan Garden of Morning Calm dalam bahasa Korea ke pak supirnya dan kata pak sopirnya sudah benar. Saya sempet parno, takut Ahjusshi mabuk itu ngikutin kita naik bis. Ternyata nggak. Alhamdulillah.... terlepas dari mara bahaya >.<

Tarif bisnya sama kayak bis dalam kota biasanya dan bisa bayar pakai T-Money. Oh iya di hari pertama sampai di Korea saya langsung beli kartu T-Money seharga 3.000 won dan deposit 40.000 won. Saya beli dan deposit di Convenience Store. Waktu saya bilang deposit segitu kasirnya rada bengong. Saya jelaskan kalau saya di Korea 10 hari baru orangnya ngangguk-ngangguk. Deposit segitu saya pakai untuk transport selama 10 hari + jajan, masih saya tambah deposit lagi 10.000 won.

Singkatnya sampailah kita di depan Sumokwon. Waktu menunjukkan pk. 10.28.  Belum apa-apa saya dan teman saya udah capek gara-gara lari-larian dan mood kita udah agak kacau gara-gara Ahjusshi tadi. Sebenarnya masih ada waktu setengah jam an kalau mau eksplor Sumokwon, tapi tentu aja nggak bisa menikmati karena saya baca paling nggak butuh 2 jam an untuk eksplor Sumokwon. Daripada entar di sana tergesa-gesa, akhirnya kita terpaksa skip Sumokwon nya. Akhirnya kita duduk-duduk di tempat parkir bis, foto-foto sambil makan cemilan. Untung tadi sempet jajan :D

Penasaran snack ini gara-gara nonton VIXX's one fine day. Rasanya kayak snack *ishi / Sm*x
Akhirnya bisnya sampai. Belum nanya, supirnya udah bilang Petite France. Kitapun langsung naik. Tiket shuttle bus 5000 won. Oh iya yang naik bis ke Petite France saat itu cuma kita berdua. 
Perjalanan Menuju Petite France
Perjalanan Menuju Petite France

Perjalanan Menuju Petite France
Petite France

Waktu menunjukkan pk. 11.52. Di sini mood kita sudah membaik dan ilang capeknya. Kita langsung masuk dan beli tiket. Harga tiket masuk Petite France 8.000 won. Oh iya, jangan lupa foto di pintu masuknya ya :D 
Orgel House

Petite France banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun manca


Di sini tempat diadakannya pertunjukkan

Jangan takut kelaperan, di sini ada yang jual camilan dan minuman
O iya sewaktu di Petite France tadi, kita nggak sempet foto sama patungnya Little Prince yang merupakan salah satu ikonnya Petite France. Gara-garanya ada cewek korea dan cowok Korea yang sok-sokan pemotretan di spot itu. Lama banget mereka nggak pergi-pergi jadi seperti di monopoli. Plis deh mbak/mas, kalian kan masih bisa ke sini lagi besok-besok. Mbok ya kasian sama kita-kita yang turis dari jauh.

Kita udah ada di halte di seberang Petite France, menanti kedatangan bis menuju Nami Island yang akan datang 15 menit lagi. Tiba - tiba kepengen nyoba es krim yang ada di dalam Petite France tadi. Saya ngomong ke temen eh ternyata dia kepengen juga makan es krim itu. Akhirnya kita nyebrang, balik lagi ke Petite France. Saya menunjukkan tiket yang saya beli tadi dan ngomong ke penjaga loketnya kalau saya mau masuk lagi buat beli es krim. Bahasa Koreanya apa? Yaelah tinggal tunjukkin tiket sambil nunjuk-nunjuk ke toko es krim trus bilang es krim... es krim wkwkwkw. Nah pas beli es krimlewat patungnya Little Prince kok sepi nggak kayak tadi. Langsung deh kita foto-foto, Alhamdulillah kesampaian juga.

Salah satu foto spot terkenal di Petite France, patung Little Prince
Selesai beli es krim, kembalilah kita ke halte tadi sambil makan es krim. Saya udah pernah cerita di postingan sebelumnya apa belum ya? Es krim di Korea rasanya nggak semanis di Indonesia. Jadi serasa makan es serut. Kita makan es krimnya buru-buru karena shuttle bisnya akan segera datang dan saya yakin, di dalam bis nggak akan dibolehin makan es krim.

Akhirnya shuttle busnya datang. Dengan kondisi mulut beku gara-gara buru-buru makan es krim, kita naik ke dalam bis. Perjalanan menuju Nami Island benar-benar luar biasa. Jalannya naik-turun-berkelok, alhasil temen saya mabuk darat. Laju bis juga lumayan kencang karena bis harus tiba tepat waktu sesuai yang tercantum di jadwal. Perjalanan Petite France-Nami Island cukup lama yaitu 30 menit.

Nami Island (Pulau Nami)

Sesampainya di halte Nami Island, nggak usah panik nggak usah bingung. Ikuti saja kemana orang-orang berjalan. Insya Allah itu menuju loket tiket menuju Nami Island. Kalau tidak salah harga tiket aslinya 10.000 won tapi kalau turis dapat harga 8.000 won dengan menunjukkan paspor. Tiket masuk Nami Island sudah termasuk tiket ferry PP.

Tiket menuju Nami Island
Waktu mau naik ferry, akan ada petugas yang memeriksa tiket kita. Kita ditanya berasal darimana dan kita jawab Indonesia. Petugasnya langsung menyapa kami dengan bahasa Indonesia : "Selamat datang".

Untuk menuju Nami Island memakan waktu sekitar 10 menit dari gerbang 'imigrasi' tadi. Belum sembuh dari mabuk darat, teman saya harus kembali merasakan mabuk. Kali ini mabuk danau laut. Untungnya saya nggak mabuk apa-apa selama di perjalanan, malah saya menikmati sekali naik ferry yang cuma sebentar itu. Anginnya sepoi-sepoi dan pemandangannya juga bagus.
Foto di dalam kapal ferry saat menyebrang menuju Nami Island
Tiba di dermaga Nami Island
Kesan pertama ketika menginjakkan kaki di pulau Nami adalah asriiii.... banget, sejuk segar. Again.... reality hits me... Emak.... anakmu beneran lagi di Koreaaaa >.<
Saya asyik aja jalan, lihat sana lihat sini. Mengagumi keasrian pulau Nami. Baru sadar saya tumben temen saya yang biasanya cerewet kok jadi diem. Ternyata dia masih mabuk gara-gara naik bis tadi. Akhirnya kita duduk-duduk sebentar biar pusing temen saya hilang. Dia sandaran di bahu saya, sayapun makan camilan sambil lihat pemandangan hihihi...Setelah beberapa saat, temen saya udah mulai segeran lagi.

 Cukup banyak wisatwan lokal mengunjungi Pulau Nami saat saya ke sana. Dari yang rame-rame sama temen, yang pacaran atau yang bersama anggota keluarganya. Tempatnya memang nyaman, cocok untuk sejenak melepas penat dari hiruk-pikuk Ibu kota (hayah ngomong apah)
Pengunjung Pulau Nami dari berbagai macam kalangan
Pemandangan yang biasa saya lihat melalui googlepun akhirnya benar-benar ada di depan saya. Yang pernah ke Pulau Nami pasti akan foto diantara pepohonan pinus ini. Dan akhirnya saya punya foto ini.

Udah seger dan mulai mood foto-fotoan lagi
Saatnya melanjutkan perjalanan lagi. Mulai haus, kitapun beli minum di vending machine. Sebelum menggunakan vending machine jangan lupa di cek dulu, apa mesinnya rusak apa nggak. Soalnya ada turis juga yang beli sebelum saya, ternyata vending machine yang mereka masuki koin rusak. Sayang kan duitnya. Harga minuman standarlah... standar korea tapi :P. Dari 900-1500 won. Kopi biasa jadi kerasa enak banget karena minumnya di Korea. Hihihi...

Saya pernah baca katanya di pulau Nami ada mushola. Sekalian saja saya numpang sholat. Musholla di Pulau Nami letaknya tidak jauh dari area restoran. Letaknya ada di lantai 2. Tanya saja pada pelayan restoran, pasti tahu :D


Nggak tahu namanya bunga apa, tapi bagus banget
Yang membuat Pulau Nami terkenal dan diminati banyak wisatawan salah satunya adalah drama Winter Sonata yang diperankan oleh Choi Jiwoo dan BaeYongjoon. Saya nggak ngerti ceritanya seperti apa, kayaknya saya waktu itu masih SD. Saya cuma ingat di drama itu Choi Jiwoo jadi buta dan banyak sekali adegan nangisnya.
Kami berniat menyudahi eksplor kami di Pulau Nami. Eiitss.... ada satu yang jangan sampai terlewatkan yaitu patung Bae Yongjoon dan Choi Jiwoo yang merupakan spot foto terpopuler di Pulau Nami. Setelah muter-muter akhirnya ketemu juga patungnya. Harus sabar ngantri ya, karena banyak sekali yang pengen foto di sini. Mau foto sama patungnya aja ngantri, gimana kalau mau foto dengan orangnya yang asli :D

Winter Sonata will remain on Nami Island forever
Foto dengan patung Bae Yongjoon + Choi Jiwoo sudah terlaksana, saatnya meninggalkan Pulau Nami. Saya beberapa kali melihat tupai loncat-loncat di dahan pohon yang pendek. Kadang malah lari-lari di tanah. Lucu banget sih. Di perjalanan kembali ke dermaga, saya sempet foto tupai unyu-unyunya.
Hayooo... yang mana tupainya
Kita sampai di dermaga dan mengantri untuk naik ferry. Sambil nunggu ferrynya datang, kita duduk-duduk sambil makan camilan. Tuhkan camilannya berguna. Saya sarankan sebelum berangkat ke objek wisata beli camilan + minum buat ganjal perut daripada nganggur. Tak lama kemudian ferry datang, jadi kita bisa naik shuttle bis menuju stasiun Gapyeong yang berangkat pk. 16.15.

Ketika berangkat naik ferry tadi, kita pilih tempat berdiri di luar. Karena pengen suasana baru, kita masuk di dalam ferry dimana ada tempat duduknya meskipun terbatas. Pas ada tempat kosong tersedia pula, langsung kita tempati dan ngemil kamipun berlanjut.

Tiba-tiba ada 3 nenek-nenek masuk. Kita reflek berdiri dan ngasih tempat duduk kita ke mereka. Sambil ngelirik kita, mereka bilang yang kira-kita artinya " Ternyata orang asing tau ". Intinya mereka kaget kok orang asing ngerti kalau lebih sopan ngasih tempat duduk kita ke orang yang lebih tua yang menurut saya adalah common sense, bukan sesuatu yang hanya diketahui orang Korea saja. Orang tua saya selalu ngajari saya unggah-ungguh (tatakrama) dan untuk selalu hormat kepada orang yang lebih tua. Ternyata nggak selamanya pengetahuan saya tentang bahasa Korea menguntungkan. Disitu kadang saya merasa sedih.

Tapi ada satu pengalaman berkesan ketika saya ngasih tempat duduk saya di subway pada seorang nenek. Nenek itu berterimakasih sekali pada saya. Kebetulan kami turun di stasiun yang sama. Nenek itu mengajak turun bersama-sama kemudian bahu saya dirangkul. Disitu saya tiba-tiba kangen sama Ibu saya di rumah TT_TT

Kita memutuskan untuk menutup perjalanan kita lebih awal. Mengingat hari ini objek wisata yang kita kunjungi letaknya jauuuh. Belum lagi drama akibat ketemu kakek-kakek mabuk yang bikin capek lahir batin.Sekian cerita hari ke-4 di Korea. Postingan selanjutnya akan saya ceritakan pengalaman saya foto gratis menggunakan Hanbok di Korean Tourism Organization di Myeongdong dan pengalaman tak terduga ketemu Kai dan Xiumin EXO

Komentar

Postingan Populer