Assalamualaikum~
Alhamdulillah
trip ke dua ke Korea Selatan berjalan dengan sukses. Liburan sudah selesai, saatnya
share pengalaman di blog sebelum saya lupa. Maklum ingatan saya ini terbatas hehehe. Tidak seperti
trip ke Korea saya sebelumnya yang cuma berdua bak orang
honeymoon, trip kali ini kami berempat. Ada Sisil sama Grasty, temen SMA saya dan Ayug temen kuliah saya. Grasty kenal sama Ayug karena kita satu kampus, sedangkan Sisil pernah ketemu Ayug sekali waktu kita nonton SM Town III di Jakarta.
Trip kali ini sedikit menantang. Kenapa? Karena saya belum pernah nge
-trip rame-rame. Seneng sih karena rame-rame. Tapi sedikit kuatir juga karena semakin banyak kepala, semakin pusing juga menyatukan pendapat. Termasuk pembuatan
itinerary karena keinginannya beda-beda.
Karena domisili kita berbeda-beda, akhirnya kita memutuskan untuk bertemu di Malaysia tepatnya di KLIA2 kecuali saya dan Sisil yang sama-sama domisili Jawa Timur sehingga berangkat sama-sama dari Juanda. Untuk pesawat kita pakai maskapai andalan yaitu Air Asia. Tiket KUL-ICN PP seharga 2.4jt sedangkan tiket SUB-KUL seharga 375 ribu rupiah.
Grasty dan Ayug tiba duluan di Malaysia, jadi mereka menyempatkan diri jalan-jalan dulu. Sedangkan saya dan Sisil memutuskan untuk eksplor KL sepulang dari Korea saja. Kita punya
spare waktu yang panjang karena penerbangan kita keesokan malamnya.
Perjalanan menuju Korea cukup lancar. Hanya saja setiap di bagian imigrasi saya 'kena' terus. Dulu waktu saya pertama kali ke luar negeri nggak begini-begini amat. Pertama waktu di Juanda. Sebelum petugas mencap paspor saya, itu prosesnya lamaaaaaa banget. Ada mungkin saya berdiri 5 menit menatap petugas dengan hampa padahal Sisil lancar-lancar aja langsung dicap paspornya.
Saya tahu ini adalah
mind game. Petugasnya cuma ngetes aja dengan diperlakukan seperti itu kita kikuk / grogi / panik atau tidak. Karena niat saya ke Korea murni untuk jalan-jalan nggak ada niat jadi imigran gelap saya nyantai aja berdiri di depan petugasnya
sambil sesekali garuk-garuk. Dan akhirnya paspor saya di cap juga.
Yang kedua, ketika menuju ruang tunggu kita melewati 3 petugas dari Air Asia. Sisil melenggang dengan santainya setelah menunjukkan paspor, sementara saya diminta menunjukkan tiket pesawat lanjutan ke Korea. Saya agak kerepotan juga mengeluarkan tiketnya karena ada di dalam tas dan mesti bongkar-bongkar dulu. Setelah menunjukkan tiket lanjutan, saya diperbolehkan lewat sambil berjalan terseok-seok karena isi tas jadi amburadul gara-gara ngeluarin tiket KUL-ICN.
Saya
excited banget ketika mendarat di bandara Incheon. Maklum karena perjalanan saya ke Korea sebelumnya saya mendarat di bandara Gimhae, Busan. Tapi agak deg-degan juga saat melewati imigrasi. Takutnya bagian imigrasinya lebih ketat dan serem dibandingkan di Busan. Alhamdulillah saya melewati imigrasi dengan lancar nggak seperti di Juanda wkwkwk.
|
Touch down bandara Incheon. Credit : Ayug |
|
Pose alay di kereta mumpung sepi. Credit : Ayug |
|
Repot sama printilan. Credit : Grasty |
|
Ada yang girang akhirnya bisa sampe Korea |
Penginapan kami adalah di Bong House, turun di stasiun Hyehwa. Buat kalian yang bawa koper, turun di stasiun Hyehwa bener-bener nggak recomended. Tidak ada lift / eskalator dan anak tangganya super banyak dan curam. Jadilah kita angkat-angkat koper sampe gempor. Saya sudah mempersiapkan petunjuk arah menuju Bong House. Cari tempatnya susah banget, entah petunjuknya yang kurang pas atau kita yang nggak becus nyarinya. Kondisi capek juga baru landing dan angkat-angkat koper, kita masih mesti nyari alamat. Bermodalkan nanya-nanya dan peta offline yang sudah saya siapkan di Hp, akhirnya ketemulah Bong House.
Sama seperti penginapan saya di Busan dulu yaitu
Busan Kyungsung Hostel, jadi tempat yang kita tuju hanya merupakan
meeting point. Jadi kita nanti diantar ke tempat menginap yang sebenarnya. Jalan kaki lagilah kita sekitar 5 menit dari
meeting point tadi. Ternyata tempat menginap kita tepat di depan Sungkyunkwan University, almamaternya Song Joongki.
Drama naik tangga sambil angkat-angkat koperpun berlanjut karena ternyata kamar kita berada di lantai 3 TT_TT. Kami agak kecewa dengan kamar kami karena tidak sesuai dengan gambar yang ada di booking.com. Di gambar ada mesin cuci dan dapur sederhana, tetapi kenyataannya mesin cuci di luar dan nggak ada dapur. Jangankan dapur, air minum aja nggak disediakan. Selain itu penghangat kamarnya nggak bekerja secara maksimal sehingga kamar kita dingin banget padahal suhunya mencapai -1 derajat celcius. Dengan harga segitu terus terang penginapan ini kurang
worth it.
|
Bagian luar penginapan kami, yang sebelah kanan lantai 3 |
|
Bagian dalam kamar kami, abaikan kamar yang berantakan |
Setelah mandi, kita mulai menyusun rencana perjalanan hari itu. Udah mandi, cantik dan wangi eh... ternyata di luar hujan deras. Kita terpaksa beli payung di toko kelontong sebelah. Sempet maju mundur juga antara mau keluar jalan-jalan atau enggak. Soalnya hujannya asli deres banget dan anginnya kenceng juga. Kalau sesuai
itinerary, rencana kita hari itu adalah ke Chandeokgung, Huwon, Haneul Park, Ewha dan Hongdae. Berhubung udah kesiangan dan cuaca yang tidak mendukung, kita memutuskan untuk mengunjungi objek indoor soalnya sayang juga kalau hari itu nggak kemana-mana. Dan satu-satunya objek indoor yang bisa kita kunjungi adalah tempat shopping....!! Hahaha...Kita memutuskan untuk ke Express Bus Terminal.
|
Pemandangan dari lantai 2 penginapan kami. Kondisi hujan angin |
Express Bus Terminal
Petunjuk Arah : Naik subway menuju stasiun express bus terminal
Di sana kita agak kalap juga soalnya bajunya lucu-lucu dan murah. Saya beli 2 jaket rajut dan asli nyesel banget cuma beli 2. Rencananya pengen balik ke sana buat beli lagi tapi karena itin kita yang super padet nggak sempet ke sana lagi. Hiks...
Selesai belanja, kita memutuskan untuk ke Itaewon untuk apalagi kalau bukan untuk makan. Hari ini kita belum makan besar yang layak. Tadi sebelum berangkat ke Express Bus Terminal kita sempet jajan kimbab dan roti di sevel, tapi sekarang udah laper lagi habis shopping wkwkwkw.
Untungnya hujan udah reda, tapi cuacanya jadi dingin banget. Kita memutuskan makan malam di Eid. Waktu ke Korea 2015 lalu saya belum sempat nyoba makan ke sana jadi sekarang pengen banget makan di sana. Dan ternyata letaknya cukup jauh dari masjid Itaewon.
|
Pintu masuk masjid Itaewon |
|
Masjid Itaewon |
Menu yang disajikan di Eid ini tidak banyak. Seingat saya saat itu yang tersedia hanya 3: bulgogi, samgyetang dan satunya lupa (miaaan). Harganya berkisar dari 10.000 won - 14.000 won. Saya pesan Samgyetang, alias sup ayam ginseng.
Untuk porsi, Samgyetang asli besar banget porsinya. Ayamnya ada mungkin setengah ekor. Sebanding lah dengan harganya yang lumayan mahal 14.000 won. Seingat saya ini adalah menu termahal diantara 3 menu yang tersedia. Rasanya enak banget, di badan terasa anget dan kuahnya seger banget nggak eneg. Anak-anak sampe ketagihan nyicipin kuahnya hehehe. Cocok buat badan yang mulai kerasa nggak enak ini.
Kondisi saya sebelum berangkat emang kurang fit tapi kebantu dengan minum vitamin. Tapi waktu di Korea akhirnya saya sakit juga karena cuaca yang dingin dan kondisi badan yang emang lagi nggak prima. Samgyetang ini disajikan dengan saos encer yang rasanya pedes macam minyak gosok dan rasanya enggak banget. wkwkwk. Ini untuk cocolan daging ayam samgyetang yang memang cenderung hambar.
Untuk bulgogi porsinya cukup sedikit menurut saya. Mungkin karena daging sapi lebih mahal dari daging ayam wkwkwkw. Harganya kalau tidak salah 12.000 won. Saya sempet nyicip sedikit rasanya enak juga. Kalau pesan bulgogi akan mendapat
miyeokguk alias sup rumput laut secara gratis. Side dishesnya ada kimchi, salad sayur dan oden. Satu set
side dishes untuk 2 orang.
|
Our first halal K-food |
Setelah kenyang kami memutuskan mengakhiri perjalanan kita hari itu karena besok kita harus berangkat pagi-pagi untuk ikut tur ke Naejangsan.
Komentar
Posting Komentar