South Korea 2017 : H3 - Gwanghwamun Square + Gyeongbokgung + Insadong + Samzigil + Samcheongdong + Halal Kitchen + Gangnam
Assalamualaikum~
Puas foto-foto di Gwanghwamun square, kami bergegas menuju tempat persewaan hanbok. Dari Gwanghwamun square, sebrangi jalan menuju Gyeongbokgung lalu jalan ke arah kanan. Di seberang sana berjajar toko-toko yang menyewakan hanbok. Ada 2 jenis hanbok yang disewakan yaitu yang biasa dan premium. seingat saya harganya terpaut 5.000 won. Bedanya yang premium kita mendapatkan fasilitas gratis sewa loker untuk menyimpan baju dan tas. Akhirnya kita memilih yang premium untuk 2 jam seharga 20.000 won.
Memakai hanbok saat mengunjungi istana memiliki kesan tersendiri. Kita seolah naik mesin waktunya Doraemon dan kembali ke masa lalu. Udah berasa jadi putri-putri di era Joseon wkwwkwkw. Hasil foto juga ciamik karena memakai hanbok dengan latar belakang istana. Sebelum memakai hanbok kita dipakaikan dalaman putih semacam kurungan ayam begitulah supaya chima atau rok kita terlihat mengembang. Selain itu kalau kita memakai hanbok maka kita tidak perlu membayar tiket masuk istana alias gratis. Berlaku juga untuk istana lainnya.
Ada kejadian lucu nih. Grasty denger ada abg yang keliatan usrek aja di deket kita. Ternyata mereka mau minta tolong bantuan kita untuk ikut lomba. Mereka cuma minta kita tampil di video mereka sambil melambai-lambai ceria gitulah. Kita langsung bisik-bisik entar minta imbalan buat foto bareng aja. Lumayan punya kenang-kenangan foto sama brondong Korea. Mereka juga lagi pakai hanbok pasti hasil fotonya bagus. Merekapun setuju buat foto bareng. Hehehe...
Saya penasaran sama kolam yang ada di Istana Gyeongbok karena waktu saya ke sini dulu saya nggak jalan sampai ke belakang jadi nggak nemu kolamnya. Sayangnya saat itu kolam itu sedang direnovasi jadi dikunjungan kedua inipun saya gagal melihat kolam itu.
Dua jam berlalu tanpa terasa. Kami bergegas menuju tempat persewaan hanbok karena jam sewa kita hampir habis. Buat kalian yang doyan foto, saya sarankan untuk nyewa minim yang 3 jam karena kemarin durasi 2 jam kita kurang puas dan jadi agak terburu-buru. Tapi saya nggak kecewa karena saya males juga mengeluarkan lebih dari 20.000 won untuk sewa hanbok karena bisa dialokasikan untuk yang lainnya seperti kuliner dan belanja. Hehehehe.... Sesuaikan saja dengan budget kalian. Tapi sewa hanbok untuk keliling istana sangat worth the price.
Dari Gyeongbokgung, Saya dan Ayug mengecek daftar restoran halal yang sudah kita list. Restoran halal yang terdekat dengan lokasi kita saat itu adalah Halal Kitchen yang berada di daerah Bukchon. Kita memutuskan jalan kaki menuju Bukchon sekalian mampir ke Insadong dan Samcheongdong yang letaknya memang berdekatan dengan Bukchon. Nggak deket-deket banget sih. Sekalian cuci mata.
Oh iya saya sempat nanyak keadek-adek polisi yang kebetulan sedang bertugas. Saya nanya dimana kantor polisi Samcheong karena Halal Kitchen berada di dekat sana. Polisi yang saya tanyain itu jawab nggak ngerti sambil senyam senyum. Dek kamu itu polisi masa nggak ngerti kantor polisi Samcheong. Untung situ ganteng jadi dimaafin deh. wkwkwkw. Oh iya polisi yang kita temui di Korea kebanyakan masih unch2 gitu jadi gemes pengen nanya arah terus.
Insadong
Petunjuk Arah : Dari Gwanghwamun square, jalan ke arah kanan. Jalan terus aja ke arah kanan sampai kalian menemukan patung kuas raksasa di seberang jalan, itulah Insadong.
Jarak Insadong dari Gyeongbokgung cukup dekat sekitar 10-15 menit jalan kaki. Sambil ngobrol dan foto-foto nggak kerasa kok. Hehehe.... Arahnya hampir sama seperti menuju ke tempat persewaan hanbok. Bedanya kalau dari Gwanghwamun square, kita tidak perlu menyebrang.
Di Insadong saya berniat membelikan titipan temen saya yang dulu backpacking sama saya ke Korea. Dia nitip lukisan atau norigae gantungan yang biasanya dipakai di hanbok tapi yang ukuran besar karena mau dijadikan hiasan dinding. Saya udah pede aja masuk ke salah satu toko buat lihat lukisan. Ternyata boook.... mahal-mahal harganya. Lukisan yang ukuran kecil seharga 30rb won, yang agak besar dikit 50rb won. Akhirnya saya urungkan niat membeli lukisan sambil keliling mencari norigae, mungkin harganya lebih murah dari lukisan.
Kalau saya sendiri nggak berniat beli apa-apa cuma mau cuci mata aja karena untuk pernak-pernik dan oleh-oleh lainnya saya berencana beli di Dongdaemun. Saya malah asik kulineran dari makan sate kerang, hotteok, sampai tteok alias kue beras yang biasanya direbus dengan saus gochujang tapi kali ini dibakar kemudian dikasih saus madu. Di Insadong kami nemu konter nature republic dan etude yang banyak diskonnya. Akhirnya saya beli masker yang acai berry promo beli 10 gratis 10 dan eyemask nya etude. Anak-anak sempet galau mau ngepol belanja kosmet di sini atau di Myeongdong. Takutnya di Myeongdong nggak semurah di sini atau sebaliknya.
Ketika menyusuri Insadong, kami lihat orang-orang pada belok ke kiri semua. Dan saya baru ngeh kalau itu adalah samzigil. Dulu saya waktu ke Insadong nggak nemu tempat ini.
Barang yang dijual bermacam-macam dari lukisan, pernak-pernik, casing hp, kotak musik. Tapi menurut saya harganya mahal-mahal. Ada kejadian lucu nih waktu saya ke toilet. Seperti biasa kalau ke toilet, saya ngisi air di botol kosong dulu di wastafel. Itu ada ahjumma yang ngelihatin saya terus bilang "airnya nggak boleh diminum" kemudian saya jawab "nggak diminum kok buat ke kamar mandi". Dia masih bingung gitu sambil terus nanya "buat apa? 'kan ada tisu". Akhirnya saya cuma nyengir aja bingung jelasinnya. Saya nggak yakin ada bahasa Koreanya cebok karena orang Korea nggak cebok. wkwkwk.
Sudah puas keliling Insadong dan Samzigil, kami memutuskan melanjutkan perjalanan kami selanjutnya ke Halal Kitchen. Kami menuju ke bagian informasi untuk menanyakan petunjuk arah kantor polisi Samcheong karena letak Halal Kitchen dekat sana. Ketika kami menanyakan lokasi kantor polisi tersebut, petugasnya agak bingung tapi tetap memberikan petunjuk pada kami. Kemudian mereka tanya kenapa kok ke kantor polisi? Polisinya aja yang dipanggil ke sini.
Akhirnya kita jelaskan kalau kita mencari Halal Kitchen yang letaknya dengan kantor polisi Samcheong. Mereka langsung ketawa, dikira kita kenapa-kenapa kok sampe mau ke kantor polisi. Setelah menerima petunjuk yang jelas dan peta, kita langsung berangkat.
Baru juga mau jalan, kita kembali dicegat brondong-brondong. Mereka minta tolong kita untuk vote objek wisata yang menarik menurut kita di Seoul. Ada 4 objek wisata. Yang saya ingat ada Namsan Tower, Insadong, Gyeongbokgung dan satunya saya lupa. Setelah vote, kita minta foto bersama dengan mereka buat kenang-kenangan.
Halal Kitchen
Petunjuk Arah : Patokannya adalah kantor polisi Samcheong dan e-mart convinience store. E-mart ini ada dipojokan jadi gampang carinya kemudian belok kanan sampai ketemu toko Boy London kemudian ada jalan kecil belok kanan lagi. Buka jam 11.00 - 21.00, Selasa tutup
Setelah ketemu Boy London dan belok kanan, kalian akan menemukan jalan kecil dengan anak tangga menanjak... itulah jalan menuju Halal Kitchen. Di sepanjang jalan menuju Halal Kitchen ada beberapa tempat makan dengan eksterior tradisional Korea yang lucu-lucu dan instagramable.
Ketika masuk, kami di sambut hangat oleh pemiliknya Mr. Hassan Lee. Beliau menjelaskan kalau beliau juga muslim, Alhamdulillah seneng ketemu saudara muslim. Menu di Halal Kitchen lebih banyak dibandingkan di Eid Halal : Japchae, Tteokbokki, Kimchi-jeon, bulgogi, dakgalbi, dll.
Saya pesan Dak-gangjeong, ayam tanpa tulang. Bisa pilih bumbu kecap atau pedas. Karena bukan pecinta masakan pedas, saya pilih yang bumbu kecap. Porsinya sedang menurut saya. Menu ini tidak dilengkapi nasi, tapi dengan porsi segitu sudah cukup mengenyangkan bagi saya. Harganya 15.000 won. Rasanya enak, manis tapi nggak bikin eneg. Selain ayam, menu ini juga dilengkapi dengan nanas dan tteok di dalamnya.
Sisil dan Grasty pesan Ganghwang Bokkeumbap, nasi kuning campur. Porsinya banyak banget. Harganya 10.000 won. Bisa pilih dengan campuran daging domba atau jamur. Jangan bayangkan nasinya gurih seperti nasi kuning di Indonesia. Rasa kunyitnya terlalu kuat bagi saya tapi masih edible.
Ayug pesan Dakgalbi-Deopbap, tumis ayam dengan nasi. Porsinya tidak terlalu banyak, sebanding dengan harganya yang paling murah diantara menu lain yang kita pesan yaitu 9.000 won. Bagi yang tidak suka makanan pedas, harap diperhatikan menu yang ada keterangan spicy-nya karena rasanya emang beneran pedas. Ayug yang doyan pedas aja kepedesan.
Side dishes-nya hanya 2 macam, kimchi dan ikan teri. Meskipun berempat, kita cuma dapat 1 set. Kita mendapatkan free air minum di gelas (tidak refill). Pilihan minuman berbayar lainnya : cola, sprite, teh yuzu dan teh omija. Gara-gara makan di Eid kemarin, kita jadi ketagihan sama teh omija. Kami berempat pesan teh omija seharga 3.000 won per cangkir.
Di Halal Kitchen disediakan tempat sholat juga. Tempat sholatnya bersih dan disediakan juga kran di dalamnya jadi kita nggak perlu repot ke kamar mandi buat wudhu. Jangan lupa bawa mukena karena tidak disediakan.
Selesai makan, kami kembali berjalan menuju Samcheongdong. Tadi waktu lewat, ada beberapa toko baju yang menarik perhatian kami karena bertuliskan diskon. Grasty juga mau cari jaket karena jaket yang dia pakai kurang bisa menahan suhu dingin di Korea yang akhir-akhir ini di bawah 0 derajat terus.
Rencana ke Bukchon kami batalkan karena langit sudah gelap jadi hasil fotonya bakal kurang bagus. Kita memutuskan untuk kembali ke sini lagi di lain hari apabila memungkinkan.
Saat itu belum terlalu malam jadi saya dan Ayug nanya ke Sisil dan Grasty mereka mau ke mana dan mereka jawab mau ke Gangnam. Akhirnya kitapun ke sana. Menurut saya nggak ada yang bisa dilihat di Gangnam paling cuma gedung-gedung tinggi aja (atau saya aja yang nggak ngerti ada objek wisata menarik di sana). Akhirnya kita tetap ke sana biar Sisil dan Grasty tahu Gangnam itu seperti apa. Di Gangnam nggak banyak yang kita lakukan. Kita cuma foto-foto sebentar sama mampir ATM kemudian Sisil dan Grasty minta pulang karena nggak kuat sama dingin.
Karena besok mau check out, kita mau mampir ke tempat Pak Bong untuk menanyakan apa boleh kita titip barang / late check out. Kami juga mau menanyakan apakah ada cara lain ke Gimpo dari penginapan kami. Karena kalau mau naik subway pe-er banget ngangkat koper naik turun tangga di stasiun Hyehwa yang cukup banyak dan curam.
Karena kondisi Sisil sama Grasty kelihatan udah capek dan loyo, akhirnya mereka kita suruh balik ke kamar dulu. Saya dan Ayug yang akan ke tempat Pak Bong. Pak Bong saat itu lagi keluar, yang ada pegawainya cewek bule. Kita nggak bisa late check out karena kamar kita harus segera dibersihkan. Tapi untungnya kita dibolehkan nitip barang-barang kita.
Terus kita curhat perkara apakah ada alternatif ke Gimpo tanpa naik subway karena tangganya bikin ngeri. Dia bantu browsing apakah ada bis di sekitar Sungkyunkwan yang bisa membawa kita ke Gimpo dan nggak nemu. Dengan putus asa saya bilang "So we have to take the subway no matter what, right ?", dan dia ngangguk. Baiklah...
Sebelum balik ke kamar, saya dan Ayug menyempatkan foto-foto di depan USUNG, universitas sungkyunkwan wkwkwkkw. Apa saya udah pernah cerita kalau universitas sungkyunkwan ini arsitekturnya keren banget karena kental dengan nuansa tradisional Korea. Saya sempat mengira kalau ini adalah istana tapi ternyata adalah bangunan kampus. Belum lagi kampus ini dikelilingi pepohonan dengan daun kuning merah yang bagus banget. Rasanya sayang kalo nggak foto-foto di sini. Universitas Sungkyunkwan ini almamaternya Song Joongki, Go Hyesun, Uee, Moon Geunyoung, dll.
Hari ke 3 di Korea. Hari ini kita agak santai jadi nggak berangkat terlalu pagi seperti kemarin. Hari ini adalah hari terakhir kita menginap di sini karena besok sore kita akan berangkat ke Jeju. Tujuan kita hari ini merupakan objek yang cukup dinanti-nanti oleh Sisil dan Grasty yaitu Gyeongbokgung. Rasanya seperti belum benar-benar ke Korea kalau belum mengunjungi istana.
Gwanghwamun Square
Petunjuk Arah : naik subway ke stasiun gwanghwamun
Puas foto-foto di Gwanghwamun square, kami bergegas menuju tempat persewaan hanbok. Dari Gwanghwamun square, sebrangi jalan menuju Gyeongbokgung lalu jalan ke arah kanan. Di seberang sana berjajar toko-toko yang menyewakan hanbok. Ada 2 jenis hanbok yang disewakan yaitu yang biasa dan premium. seingat saya harganya terpaut 5.000 won. Bedanya yang premium kita mendapatkan fasilitas gratis sewa loker untuk menyimpan baju dan tas. Akhirnya kita memilih yang premium untuk 2 jam seharga 20.000 won.
Berfoto menggunakan hanbok di Istana Gyeongbok. Credit : Ayug |
Bagian dalam istana Gyeongbok |
Ada kejadian lucu nih. Grasty denger ada abg yang keliatan usrek aja di deket kita. Ternyata mereka mau minta tolong bantuan kita untuk ikut lomba. Mereka cuma minta kita tampil di video mereka sambil melambai-lambai ceria gitulah. Kita langsung bisik-bisik entar minta imbalan buat foto bareng aja. Lumayan punya kenang-kenangan foto sama brondong Korea. Mereka juga lagi pakai hanbok pasti hasil fotonya bagus. Merekapun setuju buat foto bareng. Hehehe...
Brondong rasa Korea. Credit : Ayug |
salah satu bangunan di dalam istana Gyeongbok |
Dua jam berlalu tanpa terasa. Kami bergegas menuju tempat persewaan hanbok karena jam sewa kita hampir habis. Buat kalian yang doyan foto, saya sarankan untuk nyewa minim yang 3 jam karena kemarin durasi 2 jam kita kurang puas dan jadi agak terburu-buru. Tapi saya nggak kecewa karena saya males juga mengeluarkan lebih dari 20.000 won untuk sewa hanbok karena bisa dialokasikan untuk yang lainnya seperti kuliner dan belanja. Hehehehe.... Sesuaikan saja dengan budget kalian. Tapi sewa hanbok untuk keliling istana sangat worth the price.
Dari Gyeongbokgung, Saya dan Ayug mengecek daftar restoran halal yang sudah kita list. Restoran halal yang terdekat dengan lokasi kita saat itu adalah Halal Kitchen yang berada di daerah Bukchon. Kita memutuskan jalan kaki menuju Bukchon sekalian mampir ke Insadong dan Samcheongdong yang letaknya memang berdekatan dengan Bukchon. Nggak deket-deket banget sih. Sekalian cuci mata.
Oh iya saya sempat nanyak ke
Insadong
Petunjuk Arah : Dari Gwanghwamun square, jalan ke arah kanan. Jalan terus aja ke arah kanan sampai kalian menemukan patung kuas raksasa di seberang jalan, itulah Insadong.
Jarak Insadong dari Gyeongbokgung cukup dekat sekitar 10-15 menit jalan kaki. Sambil ngobrol dan foto-foto nggak kerasa kok. Hehehe.... Arahnya hampir sama seperti menuju ke tempat persewaan hanbok. Bedanya kalau dari Gwanghwamun square, kita tidak perlu menyebrang.
Welcome to Insadong |
Selfie dulu sambil nungguin Ayug sama Grasty foto-foto |
Kalau saya sendiri nggak berniat beli apa-apa cuma mau cuci mata aja karena untuk pernak-pernik dan oleh-oleh lainnya saya berencana beli di Dongdaemun. Saya malah asik kulineran dari makan sate kerang, hotteok, sampai tteok alias kue beras yang biasanya direbus dengan saus gochujang tapi kali ini dibakar kemudian dikasih saus madu. Di Insadong kami nemu konter nature republic dan etude yang banyak diskonnya. Akhirnya saya beli masker yang acai berry promo beli 10 gratis 10 dan eyemask nya etude. Anak-anak sempet galau mau ngepol belanja kosmet di sini atau di Myeongdong. Takutnya di Myeongdong nggak semurah di sini atau sebaliknya.
Ketika menyusuri Insadong, kami lihat orang-orang pada belok ke kiri semua. Dan saya baru ngeh kalau itu adalah samzigil. Dulu saya waktu ke Insadong nggak nemu tempat ini.
sampai di lantai paling atas samzigil. credit : ayug |
Sudah puas keliling Insadong dan Samzigil, kami memutuskan melanjutkan perjalanan kami selanjutnya ke Halal Kitchen. Kami menuju ke bagian informasi untuk menanyakan petunjuk arah kantor polisi Samcheong karena letak Halal Kitchen dekat sana. Ketika kami menanyakan lokasi kantor polisi tersebut, petugasnya agak bingung tapi tetap memberikan petunjuk pada kami. Kemudian mereka tanya kenapa kok ke kantor polisi? Polisinya aja yang dipanggil ke sini.
Akhirnya kita jelaskan kalau kita mencari Halal Kitchen yang letaknya dengan kantor polisi Samcheong. Mereka langsung ketawa, dikira kita kenapa-kenapa kok sampe mau ke kantor polisi. Setelah menerima petunjuk yang jelas dan peta, kita langsung berangkat.
Baru juga mau jalan, kita kembali dicegat brondong-brondong. Mereka minta tolong kita untuk vote objek wisata yang menarik menurut kita di Seoul. Ada 4 objek wisata. Yang saya ingat ada Namsan Tower, Insadong, Gyeongbokgung dan satunya saya lupa. Setelah vote, kita minta foto bersama dengan mereka buat kenang-kenangan.
Stasiun Anguk, dekat Insadong |
Petunjuk Arah : Patokannya adalah kantor polisi Samcheong dan e-mart convinience store. E-mart ini ada dipojokan jadi gampang carinya kemudian belok kanan sampai ketemu toko Boy London kemudian ada jalan kecil belok kanan lagi. Buka jam 11.00 - 21.00, Selasa tutup
Setelah ketemu Boy London dan belok kanan, kalian akan menemukan jalan kecil dengan anak tangga menanjak... itulah jalan menuju Halal Kitchen. Di sepanjang jalan menuju Halal Kitchen ada beberapa tempat makan dengan eksterior tradisional Korea yang lucu-lucu dan instagramable.
Bagian luar Halal Kitchen, tampak pemiliknya dari luar Mr. Hassan Lee |
Penampakan cafe di depan Halal Kitchen |
Bagian dalam Halal Kitchen, bonus foto Sisil dan Ayug :D |
Saya pesan Dak-gangjeong, ayam tanpa tulang. Bisa pilih bumbu kecap atau pedas. Karena bukan pecinta masakan pedas, saya pilih yang bumbu kecap. Porsinya sedang menurut saya. Menu ini tidak dilengkapi nasi, tapi dengan porsi segitu sudah cukup mengenyangkan bagi saya. Harganya 15.000 won. Rasanya enak, manis tapi nggak bikin eneg. Selain ayam, menu ini juga dilengkapi dengan nanas dan tteok di dalamnya.
Sisil dan Grasty pesan Ganghwang Bokkeumbap, nasi kuning campur. Porsinya banyak banget. Harganya 10.000 won. Bisa pilih dengan campuran daging domba atau jamur. Jangan bayangkan nasinya gurih seperti nasi kuning di Indonesia. Rasa kunyitnya terlalu kuat bagi saya tapi masih edible.
Ayug pesan Dakgalbi-Deopbap, tumis ayam dengan nasi. Porsinya tidak terlalu banyak, sebanding dengan harganya yang paling murah diantara menu lain yang kita pesan yaitu 9.000 won. Bagi yang tidak suka makanan pedas, harap diperhatikan menu yang ada keterangan spicy-nya karena rasanya emang beneran pedas. Ayug yang doyan pedas aja kepedesan.
Side dishes-nya hanya 2 macam, kimchi dan ikan teri. Meskipun berempat, kita cuma dapat 1 set. Kita mendapatkan free air minum di gelas (tidak refill). Pilihan minuman berbayar lainnya : cola, sprite, teh yuzu dan teh omija. Gara-gara makan di Eid kemarin, kita jadi ketagihan sama teh omija. Kami berempat pesan teh omija seharga 3.000 won per cangkir.
Penampakan menu yang kami pesan |
Selesai makan, kami kembali berjalan menuju Samcheongdong. Tadi waktu lewat, ada beberapa toko baju yang menarik perhatian kami karena bertuliskan diskon. Grasty juga mau cari jaket karena jaket yang dia pakai kurang bisa menahan suhu dingin di Korea yang akhir-akhir ini di bawah 0 derajat terus.
Rencana ke Bukchon kami batalkan karena langit sudah gelap jadi hasil fotonya bakal kurang bagus. Kita memutuskan untuk kembali ke sini lagi di lain hari apabila memungkinkan.
Saat itu belum terlalu malam jadi saya dan Ayug nanya ke Sisil dan Grasty mereka mau ke mana dan mereka jawab mau ke Gangnam. Akhirnya kitapun ke sana. Menurut saya nggak ada yang bisa dilihat di Gangnam paling cuma gedung-gedung tinggi aja (atau saya aja yang nggak ngerti ada objek wisata menarik di sana). Akhirnya kita tetap ke sana biar Sisil dan Grasty tahu Gangnam itu seperti apa. Di Gangnam nggak banyak yang kita lakukan. Kita cuma foto-foto sebentar sama mampir ATM kemudian Sisil dan Grasty minta pulang karena nggak kuat sama dingin.
Karena besok mau check out, kita mau mampir ke tempat Pak Bong untuk menanyakan apa boleh kita titip barang / late check out. Kami juga mau menanyakan apakah ada cara lain ke Gimpo dari penginapan kami. Karena kalau mau naik subway pe-er banget ngangkat koper naik turun tangga di stasiun Hyehwa yang cukup banyak dan curam.
Karena kondisi Sisil sama Grasty kelihatan udah capek dan loyo, akhirnya mereka kita suruh balik ke kamar dulu. Saya dan Ayug yang akan ke tempat Pak Bong. Pak Bong saat itu lagi keluar, yang ada pegawainya cewek bule. Kita nggak bisa late check out karena kamar kita harus segera dibersihkan. Tapi untungnya kita dibolehkan nitip barang-barang kita.
Terus kita curhat perkara apakah ada alternatif ke Gimpo tanpa naik subway karena tangganya bikin ngeri. Dia bantu browsing apakah ada bis di sekitar Sungkyunkwan yang bisa membawa kita ke Gimpo dan nggak nemu. Dengan putus asa saya bilang "So we have to take the subway no matter what, right ?", dan dia ngangguk. Baiklah...
Sebelum balik ke kamar, saya dan Ayug menyempatkan foto-foto di depan USUNG, universitas sungkyunkwan wkwkwkkw. Apa saya udah pernah cerita kalau universitas sungkyunkwan ini arsitekturnya keren banget karena kental dengan nuansa tradisional Korea. Saya sempat mengira kalau ini adalah istana tapi ternyata adalah bangunan kampus. Belum lagi kampus ini dikelilingi pepohonan dengan daun kuning merah yang bagus banget. Rasanya sayang kalo nggak foto-foto di sini. Universitas Sungkyunkwan ini almamaternya Song Joongki, Go Hyesun, Uee, Moon Geunyoung, dll.
Komentar
Posting Komentar