South Korea 2017 : H5 - Eco Land + Jeju Stone Park + Seongeup Village + Seongsan Ilchulbong + Seopjikeoji

 Assalamualaikum~

Hari ke-5 di Korea dan hari ke-2 di Pulau Jeju. Jam 9 kurang, Pak Baek sudah WA saya kalau beliau sudah menunggu kami di depan Myoungsong Resort. Kita yang masih nyantai-nyantai langsung gedubrakan. Semalam kami juga belum sempat mendiskusikan objek wisata yang akan kami kunjungi karena semalam kami terlalu capek. Sambil bersiap-siap, kami diskusi kilat dan akhirnya memutuskan tujuan kami hari ini : Eco Land, Jeju Stone Park, Seongsan Ilchulbong dan Seopjikeoji.

Eco Land
Alamat : 1278-169, Beonyeong-ro, Jocheon-eup, Jeju-si

Eco Land merupakan theme park  yang mengusung tema alam. Buka jam 08.00 - 18.00, harga tiket 12.000 won. Awalnya Eco Land tidak masuk di itinerary  kami. Kami bahkan tidak tahu ada tempat bernama Eco Land. Pak Baek yang menginfokan kami tempat ini. Dan kami langsung tertarik karena kita akan naik kereta untuk mengelilingi Eco Land. Kereta akan berhenti di 4 stasiun yaitu : Eco bridge station, Lakeside Station, Picnic Garden Station dan Lavender, green tea, rose garden station. Kita bisa turun di empat stasiun itu untuk foto-foto kemudian naik kereta menuju stasiun selanjutnya secara gratis (sudah termasuk harga tiket). Jeda antar kereta sekitar 7-12 menitan.
Tiket Eco Land
Lokomotif kereta
Gerbong kereta

Eco Bridge Station
Menurut saya yang paling bagus adalah Lakeside Station. Di sana ada cafe kecil di tepi danau yang jual wafel dan oden. Karena belum sarapan akhirnya kami mampir untuk makan. Harga oden 1 porsi 6.000 won, wafel 4.000 won.
Lakeside Station
Don Quixote and Windmill. Cafe berada di samping windmill

Ada kejadian lucu.... Sewaktu saya, Ayug dan Pak Baek duduk bertiga nunggu sisil sama Grasty yang lagi makan, saya ngeluarin tolak ang** dari tas yang saya bawa dari Indonesia. Kemudian saya tawarin ke Pak Baek karena beliau dari kemarin batuk-batuk terus dan hidungnya merah kayak lagi flu. Dia pertama ragu-ragu gitu nerimanya. Setelah saya bilang this is like tonic, it's good for your health barulah diterima. Saya ajarin cara bukanya dan kita minum bareng-bareng. Itu lucu banget Pak Baek matanya sampe berkaca-kaca. Dia bilang It's really strong >.<


Picnic Garden Station
Lavender, green tea, rose garden station
Bunga - bunga di Lavender, green tea, rose garden station
Kesimpulannya.... suka banget sama Eco Land ini dan sangat recomended. Untung saja Pak Baek merekomendasikan tempat ini ke kami karena kami tidak tahu ada tempat sebagus ini di Jeju. Saya juga tidak ingat ada yang merekomendasikan tempat ini selama saya browsing tentang Pulau Jeju.

Jeju Stone Park
Alamat : 2023 Namjo-ro, Jocheon-eup, Jeju-si, Jeju-do

Karena kami tidak jadi mengunjungi Pulau Udo, otomatis kami harus menentukan objek-objek wisata pengganti. Untungnya Pak Baek memberikan masukkan tempat lagi yaitu Jeju Stone Village yang dengan bodohnya tidak saya masukkan dalam itinerary. Kalau ke Jeju, jangan lupa masukkan Jeju Stone Village di itinerary kalian.
Pohon jeruk di tempat parkir Jeju Stone Park, gemes pengen nendang pohonnya biar buahnya rontok semua wkwkwk
Jeju Stone Park ini berisi patung yang merupakan ciri dari Pulau Jeju yaitu dol hareubang. Dol artinya batu dan hareubang merupakan dialek Jeju yang berarti kakek. Jadi dol hareubang artinya patung kakek yang terbuat dari batu. Menurut kepercayaan mereka, memegang bagian tubuh tertentu dol hareubang memiliki "khasiat" ajaib. Kalau memegang hidungnya bisa punya anak laki-laki, perut = kekayaan, pundak = kesehatan.
Sayang.... sungguh disayang.... karena suatu hal Jeju Stone Park ini tutup sampai tanggal 20 sekian. Jujur kecewa banget. Karena kita lihat foto-fotonya sepertinya tempat ini bagus banget dan instagramable. Untungnya dol hareubang ada di hampir semua sudut Pulau Jeju tidak hanya di Jeju Stone Park. Jadi masih bisa foto-foto sama ikon Pulau Jeju ini.
Bagian luar Jeju Stone Park

Dari Jeju Stone Park, sebenarnya tujuan kami adalah Seongeup Folk Village. Jadi rumah di Seongeup Folk Village yang kami kunjungi merupakan lokasi syuting drama terkenal Jewel in the Palace alias Dae Janggeum yang Ostnya Onara... Onara.. itu lho. Pasti tahu kan. Jadi setiap tamu nanti akan diajak keliling secara esklusif oleh pemilik rumah. Maka dari itu kita harus menunggu tamu lain selesai diajak berkeliling baru kami dilayani. Berhubung saat itu sedang ada pengunjung jadi akhirnya kami makan siang dulu.

Sepanjang jalan, saya melihat ada semacam kincir angin raksasa. Karena penasaran saya tanya ke Pak Baek. Ternyata itu digunakan sebagai pembangkit listrik. Karena di Jeju anginnya gede, makanya dimaanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Katanya jalan yang kami lewati ini kalau musim semi bagus banget. Ternyata pohon yang ada di sepanjang jalan ini adalah pohon sakura.
Pembangkit listrik yang saya lingkari, pohon yang ada di kanan-kiri adalah pohon sakura
Oleh Pak Baek, kami diajak makan siang di sebuah restauran Halal certified tak jauh dari Seongeup Folk Village. Sayang saya tidak tanya nama restauran / daerahnya. Di sana disediakan juga tempat solat. Tapi sayangnya tidak ada tempat wudhu. Jadi kita harus wudhu di toilet umum di sana yang bener-bener nggak layak.

Kami memesan semacam sup seafood, haemul pajeon (semacam martabak seafood), ikan goreng (seingat saya sarden). Pak Baek kami ajak makan semeja karena beliau sudah mau mengambil meja terpisah dengan kami.
Ikan goreng dan side dishes
Haemul Pajeon yang endes banget, Sori fotonya gak fokus
Side dishes : rumput laut, lobak, kimchi, ikan teri dan kacang kedelai malika hitam
Ketika supnya datang, kita langsung disajikan dengan abalone yang dimasak hidup-hidup. Antara geli karena bentuknya yang jijik dan masih menggeliat, tapi penasaran juga akhirnya bisa merasakan Abalone yang biasanya saya lihat di acara kuliner Korea.

Kami lupa berapa total yang kami bayarkan untuk makanan yang kami pesan. Tapi di Jeju rata-rata kami menghabiskan 75.000 - 85.000 won untuk sekali makan 5 orang. Worth it lah. Kapan lagi bisa makan enak seperti ini.

Seongeup Folk Village
Alamat : 631-34 Minsokhaean-ro, Pyoseon-myeon, Seogwipo, Jeju-do

Saat kami datang, kami langsung disambut pemiliknya pasangan suami istri. Pak Suami (sebut saja begitu karena saya lupa namanya) pernah bekerja di Indonesia di pabrik sepatu di Jawa Barat tepatnya saya lupa dimana sehingga beliau bisa sedikit berbicara bahasa Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa rumahnya merupakan yang paling terkenal di sini karena merupakan rumah yang digunakan untuk syuting Dae Janggeum.

Selanjutnya kami dibawa berkeliling rumah yang tidak terlalu luas itu. Jadi jangan kuatir kecapekan. Pak suami sambil berkeliling menjelaskan banyak hal kepada kami. Sesekali beliau melontarkan pertanyaan yang kebanyakan saya jawab dengan benar tentunya. Ini efek kebanyakan nonton Quiz on Korea wkwkwkwkw. Ternyata di halaman rumah mereka terdapat seekor babi hitam yang merupakan babi khas di pulau Jeju atau yang bahasa Koreanya heuk dwaeji. Dia menguik-nguik terus dan aku geli (abaikan).
Babi Hitam
Selanjutnya posisi guide diserahkan pada istri beliau. Sebelumnya Pak Suami sudah menjelaskan bahwa di Jeju, suami itu seperti raja. Yang mereka lakukan tiap hari cuma makan-tidur-mabuk. Sementara istri melakukan semua pekerjaan seperti memasak, merawat anak sampai mengambil air dari sumber yang jaraknya sangat jauh sekali. Ost Dae Jang Geum yang onara-onara itu adalah lagu yang biasanya para Ibu nyanyikan sepanjang perjalanan mendaki gunung lewati lembah mencari sumber air. Kami diajak menyanyikan lagu tersebut sambil memukul tempat air yang terbuat dari tanah liat. Onara onara... aju ona....

Setelah selesai penjelasan singkat dengan Ibu Istri, kami diajak Pak Suami masuk ke sebuah ruangan. Sebelumnya kami sudah dijelaskan oleh Pak Baek bahwa masuk ke Seongeup Folk Village ini gratis tapi mungkin kami akan ditawarkan untuk membeli produk yang dihasilkan penduduk desa tersebut. Ada 2 produk yaitu semacam krim malam (kalau saya nggak salah ingat) dan Omija Tea. Omija Tea ini kemasannya besar sekali yaitu 1 liter dan tidak ada kemasan kecilnya. Kami yang memang berminat membawa pulang Omija Tea ini jadi agak pikir-pikir juga untuk membeli. Akhirnya kami memutuskan membelinya dan akan kami bagi 4.


Seongsan Ilchulbong
Alamat : 284-12, Ilchul-ro, Seongsan-eup, Seogwipo-si, Jeju-do

Tujuan kami selanjutnya adalah Seongsan Ilchulbong. Yang penasaran apa itu Seongsan Ilchulbong ini adalah gunung dengan kawah super lebar yang merupakan salah satu objek wisata alam yang terkenal di Pulau Jeju. Awalnya kami berambisi untuk ke Seongsan Ilchulbong saat matahari terbit karena Seongsan Ilchulbong sendiri artinya sunrise peak, sudah pasti pemandangannya indah saat matahari terbit. Tapi pada prakteknya kalau mau lihat sunrise kita harus berangkat pagi-pagi buta, padahal kita sampai penginapan jam 23.00. Belum lagi charge tambahan ke Pak Baek sebesar 50.000 won. Akhirnya kami membatalkan niatan kami melihat sunrise.
Seongsan Ilchulbong dari kejauhan
Saat sampai di Seongsan Ilchulbong, Pak Baek langsung membelikan tiket untuk kita. Sebelum mendaki kita ke toilet dan ke mini market untuk membeli air minum karena saya yakin di atas gak bakal ada yang jual wkwkwkw. Tiket Seongsan Ilchulbong seharga 8.000 won.
Seongsan Ilchulbong dalam gambar vs aslinya
Memulai pendakian Seongsan Ilchulbong
Terus terang saya bukan anak gunung. Cuma si Ayug yang anak gunung. Saya ke Bromo sekali aja udah kapok dan sama sekali nggak pengen ke sana lagi. Saya lebih suka laut dibandingkan gunung. Tapi karena sudah jauh-jauh ke sini, maka saya tekatkan untuk naik ke puncak Seongsan Ilchulbong. Sepanjang perjalanan sampai puncak sudah dibangun anak tangga untuk memudahkan pengunjung mencapai puncak. Tapi tetep aja yang namanya naik gunung itu sengsara meskipun udah dibuatkan anak tangga kecuali dibuatin eskalator.
Pose dulu sebelum naik
Tapi jangan khawatir, saya yang bukan anak gunungpun sanggup kok naik hingga puncak jadi kalian pasti kuat juga. Pada titik-titik tertentu disediakan bangku-bangku untuk pengunjung yang mau beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Seperti yang saya bilang, di atas nggak ada yang jual minum jadi pastikan kalian bawa / beli air minum sebelum naik. Selain istirahat, kalian juga bisa foto-foto karena pemandangan dari titik / tempat peristirahatan di atas bener-bener bagus.





Ada cerita di lokasi foto saya ambil di atas. Karena pemandangannya yang bagus, jadi teringat titipan temen yang request difotoin nama mereka dengan pemandangan yang bagus. Nah kan saya jongkok sambil nulis nama temen saya, tiba-tiba saya dihampiri bapak-bapak bule sambil nanya "are you okay?". Saya rada bengong ditanyain kayak gitu. Ternyata saya jongkok itu dikira mau pingsan kecapean mendaki padahal enggak. "Oh you... I thought..". Dan kita berdua langsung ketawa. So sweet banget bapaknya yang khawatir sama saya yang notabene orang asing.
Gara-gara bikin tulisan ini saya dikira mau pingsan wkwkwkw
Salah satu lokasi foto terkenal di puncak Seongsan Ilchulbong
Bagi kalian penggemar VIXX yang pernah nonton VIXX One Fine Day, pasti familiar dengan tempat ini. Ini merupakan salah satu objek wisata pilihan N / Hakyeon yang mereka kunjungi saat ke Pulau Jeju. Dikunjungan saya yang kedua kalinya ke Korea, sangat disayangkan saya belum kesampaian mengunjungi Jellyfish Entertainment. Jadi berfoto di spot yang sama dengan mereka cukup mengobati kekecewaan saya, mengingat saya nggak ada rencana ke Korea lagi. Tidak dengan uang sendiri maksudnya, kalau ada yang bayarin hayuk lah wkwkwk.
Vixx di Seongsan Ilchulbong. Credit to Starlight's gift

tarik nafas dulu sebelum turun gunung. credit : Ayug
Setelah puas foto-foto dan berisitirahat sejenak, kami akhirnya turun. Saat itu sudah agak sore dan matahari sudah mulai turun  jadi sudah nggak terlalu terik. 


Seopjikeoji
Alamat : 262 Seopjikoji-ro, Seongsan-eup, Seogwipo, Jeju-do

Perjalanan kami berlanjut ke Seopjikeoji. Seopjikeoji katanya merupakan lokasi syuting beberapa drama Korea yang saya sendiri kurang paham judulnya. Kalau kalian mempunyai itinerary yang padat, saya rasa Seopjikeoji nggak terlalu recomended untuk dikunjungi. Kecuali kalau kalian berkunjung di bulan April karena bunga kanola kuning sedang bermekaran. Kalau selain bulan itu, saya tidak menyarankan mengunjungi tempat ini.
Seopjikeoji di bulan April. Credit : http://bizweb.dktcdn.net
Seopjikeoji di bulan November. Seongsan ilchulbong dari kejauhan
Salah satu spot yang merupakan ikon dari Seopjikeoji selain lautan bunga kanola kuning adalah sebuah mercusuar yang memungkinkan kita untuk melihat pemandangan Seopjikeoji dari atas. And guess what? We met another stairs. Good Luck!
tangga sempit nan terjal menuju mercusuar



Pemandangan dari atas mercusuar
Sepulang dari Seopjikeoji, Pak Baek mengantarkan kami untuk makan malam. Ini kami sempat berdebat kecil masalah makan. Ada yang nggak mau mie, ada yang nggak mau pedes, ada yang nggak mau bubur (bubur abalon merupakan makanan khas di Pulau Jeju) sampai Pak Baek agak bingung mau merekomendasikan apa lagi. Apalagi kami tidak makan daging-dagingan selain seafood sehingga semakin membikin pusing Pak Baek. Akhirnya kami memutuskan makan mie seafood setelah memastikan bahwa mienya tidak pedas.

Gyorae Handmade Noodles Soup / 교래칼국수
Alamat : 645, Bijarim-Ro, Jeju, Jeju Island 63346, South Korea

Karena suasana sudah gelap dan saya buta arah, saya baru menyadari bahwa restoran mi yang kami kunjungi berada cukup dekat dengan penginapan kami. Sekitar 5 menit naik mobil. Sampai di restoran, Pak Baek langsung memilihkan tempat dan menginfokan kami bahwa mie green tea kerang di sini adalah menu yang paling terkenal.

Saya langsung begidik ngeri karena saya bukanlah penggemar green tea. Menurut saya rasa green tea itu pahit-pahit aneh seperti rasa sabun yang nggak sengaja kejilat. Saya bahkan tidak menyukai aroma lotion/deodoran yang mengandung green tea, apalagi makan  makanan yang mengandung green tea. Yucks... pokoknya nggak banget. Ketika masuk restoran, mata saya entah kenapa autofocus sama waiter ganteng yang sedang beresin meja. Asli ganteng banget. Mungkin dia adalah cowok Korea terganteng yang saya lihat selama 5 hari di Korea ini. Hihihi....
Mi green tea kerang
Kimchi
Kkakdugi
Saya lupa harga seporsinya berapa. Kalau nggak salah 8.000 atau 10.000 won. Mi disajikan dengan 2 side dishes yaitu dua macam kimchi, kimchi yang biasa kita makan dan kkakdugi atau kimchi lobak yang dipotong kotak kecil. Alhamdulillah mi nya masih bisa saya makan. Rasa green tea nya nggak terlalu kuat hanya meninggalkan rasa pahit dilidah setelah mi nya ditelan.

O iya kata Pak Baek, restoran ini cukup terkenal. Dan seperti namanya mi ini handmade alias buatan tangan tanpa mesin. dan mi nya juga dipotong manual menggunakan pisau. Ketika saya bayar ke kasir tidak lupa saya ucapkan kamsahamnida (terima kasih) dan sugohaesoyo (ini bingung jelasin artinya apa, intinya dengan mengucapkan itu kita mengapresiasi kerja keras mereka ). Pak kasirnya dan waiter yang kebetulan ada di kasir (bukan mas waiter ganteng) tampak kaget sampek berseru oooooo. wkwkwkw lucu banget

Sekian cerita saya tentang hari ke 5 di Korea dan hari kedua di Pulau Jeju. Postingan selanjutnya saya akan membahas hari terakhir di Pulau Jeju. Kalau ada pertanyaan, silahkan tinggalkan komen di bawah. Terima kasih~~

Komentar

Postingan Populer