Assalamualaikum~
Hari ke-6 di Korea dan merupakan hari terakhir kami di Pulau Jeju. Sisil dan Grasty sempat mengeluhkan kok udah balik sih. Katanya Pulau Jeju yang
slow lebih cocok sama mereka dari pada Seoul yang serba
ppali ppali alias buru-buru. Hari itu kami belum tahu mau kemana aja. Di mobil, kami baru berdiskusi dengan Pak Baek. Saya menyebutkan
Jeosangjeolli dan
Jeongbang waterfall yang memang sudah ada di
itinerary kami. Ditambah tujuan
random dimana anak-anak pengen ke pantai yang bisa turun ke pantainya biar kaki kita bisa kecipik-kecipik gitu sama air laut dan pasar tradisional Jeju. Beliau menambahkan O'sulloc Tea Museum dan Gunung Sanbang. Mendengar kata gunung, kita langsung melirik tajam ke arah Pak Baek. Setelah beliau meyakinkan
no hiking akhirnya kami setuju memasukkan Gunung Sanbang ke dalam
itinerary kami hari itu.
O'sulloc Tea Museum
Alamat : 15 Sinhwayeoksa-ro, Andeok-myeon, Seogwipo, Jeju-do
Sebenarnya saya dan sisil kurang tertarik dengan tempat ini karena kami pecinta kopi bukan teh. Yang
excited adalah Grasty dan Ayug. Hahahaha. Untuk masuk museum ini tidak dikenakan biaya.
|
Bagian dalam museum |
|
Macam-macam daun teh |
|
Produk yang dijual di museum |
|
Peralatan untuk minum teh |
Ayug dan Grasty pada mborong macem-macem teh. Ada teh rasa buah, teh susu, tumbler dan lain-lain. Saya dan Sisil yang bukan pecinta teh malah membeli
travel kit peralatan mandi berisi sabun mandi, sampo, kondisioner, pasta gigi, sikat gigi dan sabun muka merk
happy bath seharga 6.000 won saja, sudah termasuk
pouch yang terbuat dari plastik.
Selesai keliling museum, kita diarahkan ke Innisfree Jejuhouse. Seingat saya nggak ada yang beli apa-apa di sana. Akhirnya kita lanjut ke perkebunan teh hijau, masih di area yang sama. Grasty dan Ayug yang suka foto-foto langsung lari ke tengah-tengah kebun teh. Saya yang melihat peringatan
beware of snake langsung ciut dan memilih duduk manis saja bersama sisil di pinggir kebun teh.
|
Duduk santai sambil nungguin adek2 berfoto ria |
Setelah mengambil foto di atas, tiba-tiba saja kami dikepung gerombolan emak-emak dari Jeju. Ternyata mereka mengajak kami untuk foto bersama.
|
Foto di depan O'Sulloc Tea Museum |
Sanbang Mountain
Alamat : 218-10, Sanbang-ro, Andeok-myeon, Seogwipo-si, Jeju-do
Sebenarnya tidak banyak yang kita lakukan di sini hanya menikmati pemandangan gunung dan lautan. Untuk kalian yang punya itinerary padat atau nggak niat untuk naik ke puncak gunung Sanbang, menurut saya tujuan ini kurang worth it.
|
Penampakan Gunung Sanbang |
|
Foto panorama di depan Gunung Sanbang |
Jungmun Saekdal Beach
Alamat : Jungmungwangwang-ro 72beon-gil, Seogwipo-si, Jeju-do
Begitu sampai di area Pantai
Jungmun Saekdal, kami sudah bisa melihat air laut yang bening dari atas. Jadi tidak sabar untuk segera turun ke pantai dan merendam kaki di air laut yang pastinya dingin mengingat ini musim gugur. Untuk masuk ke pantai ini tidak dikenakan biaya sama sekali.
|
Pantai Jungmun Saekdal |
|
Pemandangan dari atas |
|
Panoramic Pantai Jungmun Saekdal |
Akses jalan menuju pantai sudah diaspal dan diberi batu-batuan yang biasa dibuat refleksi kaki yang sakit itu
you know kan. Buat yang mau sekalian akupuntur kaki silahkan copot sepatu kalian dan nikmati sensasinya. Saya dan Grasty merasa tertantang dan menikmati sensasi telapak kaki cenut-cenut tapi menyehatkan. Lumayanlah untuk memijat kaki yang capek dipakai jalan berkeliling selama 6 hari ini.
Baru setengah jalan menuju pantai, kami bertemu dengan seorang
haenyeo atau wanita laut alias penyelam wanita. Tidak seperti
haenyeo yang rata-rata sudah
sepuh,
haenyeo ini terlihat masih muda. Dia melambai ramah ke arah kami, menawarkan hasil tangkapan yang ia dapat hari itu.
|
Haenyeo unnie yang ramah |
Kamipun membeli
sanakji, gurita kecil yang kakinya panjang. Mereka menawarkan apakah kami mau makan
sanakji-nya ala sashimi alias mentah,
nooooo... absolutely no. Akhirnya kami disajikan
sanakji yang disiram air panas sehingga
sanakji-nya setengah matang. Yang penting sudah berubah warna dan tidak menggeliat. Sambil menunggu, kami dikasih
service atau yang artinya menu gratisan sebangsa kerang. Saya nggak yakin apakah ini mentah atau setengah matang, yang jelas makluk itu sudah tidak menggeliat. Kerang ini disajikan dengan
gochujang. Sebenarnya harga
sanakji ini cukup mahal yaitu 20.000 won. Tapi mengingat perjuangan berat
haenyeo untuk menangkap
sanakji ini, gak bakalan tega untuk menawarnya.
|
Sanakji yang super fresh |
Setelah menyantap hidangan laut yang super fresh, kami melanjutkan perjalanan kami menuju pantai. Kami melewati sebuah gunung / gua yang cukup bikin penasaran. Tapi saya sebatas penasaran itu tempat apa dan sama sekali nggak ingin masuk. Hehehehe... Dan akhirnya... tibalah kami di Pantai Jungmun Saekdal
|
Ini gunung apa gua sih? |
|
Pantai Jungmun Saekdal |
Pantainya sebenarnya tidak terlalu istimewa tetapi bersih sekali dan sepi. Secara ya ini musim gugur, dingin-dingin gini siapa yang mau main ke pantai. Dan seingat saya tidak ada pengunjung lain selain kami saat itu. Pak Baek tiba-tiba memanggil saya, ternyata Pak Baek sudah menuliskan nama saya pada permukaan pasir pantai. Duh bapak so sweet sekali.
|
Minus sepatu Sisil karena dia nggak suka kakinya kena air laut, katanya lengket >.< |
Setelah puas foto-foto dan merendam kaki di air laut yang cukup dingin, kamipun menyudahi kunjungan kami ke Pantai Jungmun Saekdal. Di dekat tempat parkir mobil ada mini market. Kitapun mampir untuk membeli camilan dan minuman. Di sana saya menemukan minuman ginseng merah. Sayapun terpikir untuk membawa pulang beberapa botol untuk orangtua saya karena konon katanya ginseng merah sangat baik untuk kesehatan.
Pak Baek memberitahu kami untuk tidak makan camilan yang kami beli karena setelah ini kami akan makan siang. Yang menyenangkan di Pulau Jeju, kami nyaris tidak pernah kelaparan. Makan kami benar-benar terjamin di sini. Bahkan sebelum lapar, kita sudah diajak makan lagi oleh pak Baek wkwkwkw.
Jeju Mihyang
Alamat : 99, Cheonjeyeon-ro, Seogwipo-si, Jeju-do
Jeju Mihyang berada tidak jauh dari Pantai Jungmun Saekdal. Sekitar 5 menit naik mobil. Mihyang sendiri artinya indah. Kami memesan ikan goreng, ikan layur yang dimasak bumbu merah, pajeon seafood dan sup rumput laut.
|
Penampakan Restoran Jeju Mihyang. Credit to : Korea Tourism Organization
|
|
Pajeon dan Ikan goreng beserta lusinan banchan |
|
Sup ikan layur atau hair tail |
|
Sup rumput laut dan lauk pendamping
|
Di restoran ini kami mendapat lusinan
banchan atau
side dishes atau lauk pauk. Bukan melebih-lebihkan, kami mendapat 10 lebih
banchan. Ada tumis pakis, teri, sawi hijau, oden, jamur, kimchi sawi putih, kimchi kerang mentah, salad sayur, dll.
Setelah makan, kami tanya Pak Baek apa tempat ini menyediakan tempat solat seperti di restoran yang kami kunjungi saat makan siang kemarin. Ternyata tidak ada. Pak Baek kemudian berbicara dengan pemiliknya dan kami diijinkan untuk solat di lantai atas yang sepi. Alhamdulillah baik banget pemilik restorannya.
Jusangjeolli
Alamat : 36 - 30, Ieodo-ro, Seogwipo-si, Jeju-do
Jusangjeolli merupakan tebing yang terbuat dari bebatuan yang terbentuk dari lahar gunung Halla yang mengalir ke laut Jungmun. Bebatuan yang terbentuk dari lahar tersebut membentuk segienam alami dalam berbagai ukuran. Tiket masuknya 2.000 won.
|
Spot foto dekat pintu masuk Jusangjeolli
|
|
Ketemu Dolharubang lagi
|
|
Bentuk batuan Jusangjeolli yang unik
|
|
Penampakan batu ketika diperbesar |
|
Laut yang nampak dari tebing Jusangjeolli |
|
Jusangjeolli dengan pencahayaan yang berbeda |
Seogwipo Olle Market
Alamat : 22 Jungjeong-ro 73beon-gil, Seogwi-dong, Jeju-do
Seperti yang saya sampaikan di awal, kami bilang ke Pak Baek kalau kami ingin ke pasar tradisional di Jeju. Pak Baek merekomendasikan
Seogwipo Olle Market. Karena di daerah pasar itu sulit sekali parkirnya, maka Pak Baek menurunkan kami di depan pasar kemudian kami akan dijemput 1 jam kemudian.
Saya udah niat untuk beli rumput laut yang diproduksi di Jeju. Karena Jeju dekat dengan laut, otomatislah ya produk baharinya tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Selain membeli rumput laut, saya membeli camilan semacam jipang/bipang kalo di Indonesia. Katanya sih khasnya pulau Jeju. Ada rasa coklat, jeruk, kaktus, dll.
|
Penampakannya seperti ini. cr : http://ejeju.com.vn |
Jeongbang Waterfall
Alamat : 37 Chilsimni-ro214beon-gil, Donghong-dong, Seogwipo-si, Jeju-do, South Korea
Air terjun Jeongbang adalah 1 dari 4 air terjun di Asia yang tumpahan airnya langsung jatuh ke laut. Tiga air terjun lainnya berada di Turki, Filipina dan di Indonesia, tepatnya Tapanuli Tengah - Sulawesi Utara (https://www.revolvy.com). Biaya masuk Jeongbang
Waterfall cukup murah yaitu 2000 won.
|
Pintu masuk menuju air terjun |
|
Jalan menuju air terjun penuh dengan batu-batu besar |
Untuk menuju air terjun, jalannya cukup menantang. Kalian harus menuruni anak tangga batu yang jumlahnya lumayan banyak dan curam. Sesampainya di bawah, untuk melihat air terjun dari dekat kalian harus berpijak pada batu-batu besar tersebut. Jadi sangat disarankan memakai sepatu yang flat dan tidak licin.
|
Tiket masuk Jeongbang Waterfall |
|
Tumpukan batu hasil karya kami |
|
Laut ini tempat jatuhnya air Jeongbang waterfall |
|
Senja di Air terjun Jeongbang, maaf gambar nggak fokus |
|
Bibimbap dengan toping Sea Urchin alias Landak laut / Bulu babi |
|
Lobak, kepiting, teri, oden, jamur dan kimchi |
Makanan di atas adalah makan malam terakhir kita di Pulau Jeju. Saya memesan bibimbap yang di atasnya diberi sea urchin alias landak laut / bulu babi. Landak laut / bulu babi ini merupakan hewan laut berduri panjang biasanya berwarna hitam. Kalau dibuka bagian dalamnya berwarna kuning-oranye. Rasanya enak, lembut dan asin.
|
Sea Urchin alias landak laut / bulu babi. Cr : erabaru.net |
Selain landak laut, saya akhirnya merasakan juga yang namanya Ganjang Gejang. Ganjang artinya kecap asin dan Gejang artinya kecap asin, jadi masakan ini merupakan kepiting mentah yang difermentasi dengan kecap asin. Meskipun mentah, daging kepitingnya sama sekali nggak amis malah cenderung manis. Dipadukan dengan rasa asin dari kecap asin bener-bener enak banget.
Komentar
Posting Komentar